Pandu dan Panji.
Entah apa yang menguasai pikiranku sehingga aku mengimajinasikan dua sosok yang sangat bertolak belakang ini.
Pandu.
Atau yang biasa disebut apeu.
Banyak hal yg tidak aku pahami tentang Pandu.
Dia keras kepala, egois, otoriter, dan cuek.
Dia sangat menyebalkan tapi aku selalu memikirkannya.
Pandu tidak banyak bicara, dia bisa mengungkapkan semua lewat ekspresi matanya.
Yang tajam dan seringkali terlihat menyeringai.
Pandu sangat sederhana.
Gayanya bukan lagi casual atau santai, tapi udah ke tahap gembel.
Dia sama sekali nggak peduli soal penampilan.
Tapi siapa peduli ?
Dia tidak akan suka dikomentari soal pakaiannya.
Aku nggak habis pikir, entah sihir apa yang dia gunakan ?
Sehingga tidak mudah melupakan dia meskipun aku sudah mengimajinasikan sosok yang jauuh lebih baik darinya.
Panji.
Dia baik, lembut, dan penuh pengertian.
Dia rapi dan ramah.
Senyumnya yang terkembang senantiasa dihiasi lesung pipit.
Dia tidak pernah membentakku seperti Pandu.
Dia tidak pernah meninggalkanku begitu lama dan jauh.
Dan dia tidak pernah lupa mengabariku.
Dia adalah semua yang aku butuhkan.
Tapi sulit..
Butuh waktu cukup lama untuk menghapus Pandu dan mulai mencintai Panji.
Aneh ? Memang.
Bagaimana bisa terjadi ?
Sementara mereka semu, mereka adalah bayangan yg sengaja kuciptakan demi kepentingan novelku.
Tapi itu benar-benar terjadi.
Mereka seperti ada dan hidup di setiap hariku.
Membuatku merasa mencintai dan bimbang disatu waktu yg bersamaan.
Dua imajinasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe
Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...
-
Dimotori dengan pengalaman pencarian jodoh yang cukup lama, aku akan menulis nasehat ini untuk adik-adikku yang akan menikah.Terlalu muda un...
-
Ada yang lebih sakit dari sekadar perih Ada yang lebih cacat dari sekadar parut Ada yang lebih ingin mati saja daripada menderita Kita meras...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar