Cerita cita.

Semua orang bebas bercita-cita kan ?
Nggak peduli seberapa tinggi cita-cita itu dan seberapa rendah kemampuan kita.
Nyakitin emang ketika kita nemuin kenyataan bahwa kita nggak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Orang bilang sih, 'bagaikan pungguk merindukan bulan'
Tapi apa salah si pungguk ?
Sehingga ia tidak berhak atas bulan itu.
Aku juga.
Aku seperti si pungguk itu.
Aku berharap aku bisa jadi dokter.
Dengan kemampuan berhitung dan kemampuan mengingatku yang buruk.
Aku mempelajari sedikit banyak tentang ilmu medis dan dunia perkuliahan kedokteran.
Aku belajar seolah aku adalah bagian dari medis.
Seolah aku akan benar-benar jadi calon dokter.
Aku hanya sedang berharap.
Aku juga berpasrah.
Meskipun tidak jarang, aku menangisi ketidakmampuanku.
Sadar juga akan nyata.
Sedikit menyakitkan tapi aku harus siap.
Aku siap jika aku bukan bagian dari medis itu.
Air mata itu tetap akan jatuh juga suatu hari.
Tapi kumohon, aku masih berharap keajaiban itu ada..
Aku berharap air mata itu jatuh bukan untuk kegagalan tapi untuk hari wisuda kedokteranku.
Untuk hari dimana aku dinobatkan menjadi dokter.
Kumohon..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...