Segelas teh hangat dan susu jahe.
Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu.
Sedari dingin mencekat sendi ditiup angin lamat-lamat lalu runtuh juga dinding es di seberangmu.
Cair membanjir, hingga tumpah semua yang pernah mengkristal.
Segelas teh hangat dan susu jahe.
Ada gula mengendap di dasar, tapi nggak ada sendok.
Kemudian kau tunjukkan padaku cara melarutkannya dengan tawa kita berdua.
Dan aku kalah menyadari bukan hanya gulanya, tapi perasaan di dasar hatiku pun turut melebur.
Aku kalah dalam usahaku mempertahankan si batu es.
Andai malam itu tak ada perjumpaan.
Mungkin kita bukanlah kita yang sekarang.
Tak ada uap-uap teh hangat dan susu jahe.
Tak ada kepulan rindu karena ia masih membatu, diikatnya oleh dingin khawatir dan trauma hari kemarin.
Tak ada takutku, yang sekarang.
Harusnya sudah tidak ada lagi yang kutakutkan sejak habis kuikhlaskan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar