Pernikahanku baru dua tahun, jadi aku akan bicara sependek pengalamanku saja. Tentang mempersiapkan pernikahan.
Tidak ada yang pernah bilang bahwa nikah itu mudah. Jika sesuatu terasa tidak mudah dihadapi, yang kamu perlu lakukan adalah mempelajarinya dan mengatur strategi.
Ada tiga hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah :
1. Pasangan yang tepat
2. Niat menikah yang benar
3. Ilmu agama yang cukup
Kalau kita sepaham bahwa setelah menikah tidak ada jalan mundur, maka jangan pernah menyepelekan tahapan seleksi dalam memilih pasangan hidup. Tentunya semua orang ingin menikah sekali dalam seumur hidupnya, maka seleksi dengan teliti seperti apa orang yang nantinya kamu hadapi setiap hari.
Kalau kamu pernah dengar kalimat.. "seumur hidup itu terlalu lama.." disitulah momen orang sedang tidak merasa nyaman / lelah menghadapi sifat pasangannya.
Maka upayakan mengenali pasangan dengan benar sebelum menikah. Bukan hanya kelebihannya yang membuat jatuh hati. Lihat juga bagaimana kekurangan, adakah yang membuatmu kesal? Bagaimana caramu menghadapinya? Sanggupkah kamu menghadapi itu setiap hari nantinya? Bagaimana kita bisa mengetahui hal-hal tersebut dari pasangan? Ngobrol, perbanyak ngobrol. Lihat apa yang menjadi pemicu sedih dan marahnya. Lihat di setiap potensi dia marah atau kesal bagaimana mengelola emosinya. Bagaimana dia bersikap saat emosinya memuncak? Apakah dia suka membanting barang? Atau diam mengabaikanmu? Atau malah nge-block kamu? Bisakah kalian diskusi untuk menyelesaikan masalah? Apakah sikapnya yang demikian sanggup kamu hadapi sampai kapanpun nanti? Kalau kamu sudah lihat bagaimana sikapnya dalam menyelesaikan masalah dan kamu tidak menyukai hal tersebut, jangan harap kelak kamu akan lebih maklum. Apalagi terpikir untuk bisa mengubahnya. Pikirkan bahwa itu adalah jenis masalah yang akan kamu hadapi seumur hidupmu. Sanggupkah?
Banyak orang memandang pernikahan sebagai kebebasan untuk berekspresi. Dipandang legal untuk bermesraan, kencan sampai pagi, atau berciuman tanpa khawatir digrebek. Walau memang benar, tapi itu hanya 1/10 dari kenyataan pernikahan. Saat kamu memutuskan untuk menikah, kalian sudah harus siap secara finansial. Pernikahan bukan hanya tentang menabung untuk mempersiapkan pesta. Bukan itu goalnya. Bukan sekedar yang penting ada dananya untuk menikah. Justru apakah ada dananya untuk hidup bersama? Hal berikutnya yang perlu dipersiapkan adalah menyamakan visi tentang keuangan. Bagaimana mengelolanya? Dan siapa yang mengelola? Darimana sumberdananya? Apakah perlu menunda memiliki momongan? Karna setiap kamu melangkah ke tahapan hidup berikutnya, semakin besar kebutuhannya, saat hamil nanti akan memakan banyak biaya, merawat bayi perlu biaya lebih besar lagi. Jangan sungkan untuk mengatur rancangan anggaran sejak awal untuk memperhitungkan berapa biaya hidup yang dibutuhkan tiap bulannya, dan bagaimana memenuhinya? Apakah akan ngekos, atau ikut orang tua? Apakah akan masak atau beli? Berapa kali liburan dalam setahun dan berapa dana yg disisihkan untuk liburan? Mungkin di tahap ini kamu akan tau apakah kalian cocok atau tidak? Atau hanya perlu menunda sebentar untuk mempersiapkan diri lagi?
Ribet ya? Tau ga kalau ternyata ekonomi itu termasuk salah satu alasan tingginya angka perceraian? Itu bukti bahwa ketidak sesuaian ekonomi bisa jd masalah besar dalam rumah tangga. Makanya obrolin..
Carilah pasangan yang bisa diajak bicara tentang rencana, merancang konsep berkeluarga. Hal ini bisa berkenaan dengan luka masa kecil, banyak yang tidak ingin mengalami hal sama yang terjadi pada orang tuanya. Kalian harus bicarakan tentang nilai-nilai yang dianut dalam keluarga, nyatakan apa yang menjadi penting untukmu dan perlu diperhatikan. Apakah menemukan kesamaan? Atau justru ada banyak perbedaan? Wajar jika dua orang dengan latar belakang berbeda, punya cara pandang berbeda. Caritau apakah kalian bisa saling berkompromi. Kompromi tidak membuat satu orang terus mengalah. Kompromi itu berarti dua orang saling mengalah, tidak ada yang benar-benar mendapatkan persis seperti yang diinginkan, karena yang lebih diinginkan adalah berdamai dengan pasangan.
Hal terakhir yang penting tentang menemukan pasangan yg tepat adalah memantaskan diri. Jangan hanya 'mencari pasangan yg tepat' tapi lupa bahwa dirinya pun perlu 'menjadi pasangan yg tepat'
Niat menikah yang benar yaitu untuk ibadah. Ini yang akan menjadi penguatmu dalam berumah tangga kelak. Banyak yang terjadi saat cinta sudah melekat, akal sehatpun lewat. Mengabaikan tahap seleksi pasangan. Apapun bentuknya, sikapnya, baik buruknya pokoknya nikah saja, sudah lama kenal ini kok. Maka jika di kemudian hari kamu dikecewakan pasangan, ingat-ingat kembali bahwa alasanmu menikah adalah untuk ibadah. Jangan cepat menyerah karena merasa tidak cocok lagi.
Kan udah melalui proses seleksi, udah pilh yg terbaik, termudah untuk dihadapi, mungkin ngga kalau dikecewakan? Mungkin bangeeet. Banyak sekali kekecewaan datangnya dari ekspektasimu sendiri. Maka dari itu, jika sebelum menikah kamu sudah maksimalkan seleksi, setelah menikah kamu wajib menurunkan ekspektasi. Karena kamu menikahi manusia yang sebagaimana dirimu pula punya banyak kekurangan. Masalah dalam pernikahan bisa sangat beragam.
Sesimpel kamu berusaha memberikan terbaik tapi tidak mendapatkan apresiasi, bisa membuat hatimu kecewa. Sesimpel melihat pasanganmu lebih sibuk pada layar hapenya saja bisa membuatmu merasa paling tidak diperhatikan sedunia. Bisa lebih sepele lagi tapi tetap akan jadi konflik jika kamu lebih dulu berekspektasi tentang sikap pasanganmu, yang kemudian kamu dapati tidak sesuai.
Mungkin juga bisa lebih rumit, saat kamu merasa sedih tapi pasanganmu sibuk menganggapmu salah daripada memvalidasi perasaan sedihmu. Maukah kamu sejenak mengalah, mengiyakan bahwa dirimu salah? Normalnya sulit. Hatimu pasti bergejolak. Didasari dengan niat ibadah, pernikahan bukan lagi tentang siapa yang menang dan kalah dalam perdebatan. Karena kemenangan sebenarnya adalah jika kamu berhasil mempertahankan pernikahan, bukan argumen. Sesulit apapun, tanpa perlu memandang bagaimana balasan dari pasangan. Karna yang kamu harapkan dari hal tsb adalah pahala, adalah balasan kasih sayang dari Yang Maha Pengasih.
Terakhir, ilmu agama yang cukup. Persis saat kamu memahami bahwa pernikahan ibadah, maka kamu akan membekali dirimu dengan ilmu agar dapat menjalankan ibadah dengan benar. Terlebih sekarang informasi mudah sekali diakses. Banyak kajian online di youtube, buku dan media sosial yang membahas tentang menjadi pasangan suami istri yang baik. Belajarlah untuk menjadikan dirimu benar, jangan belajar agama untuk mengkoreksi pasanganmu saja. Jika kamu memahami benar ilmunya, kamu buat dirimu fokus berbuat baik, ikhlas dalam menjalani pernikahan karena Allah dan telah lurus niatmu beribadah, yakinlah bahwa Allah akan memberimu kebahagiaan dalam menjalani pernikahan. Hatimu akan merasa tenteram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar