Aku lupa ini hari ke berapa sejak aku memutuskan untuk pergi dari kamu.
Yang jelas, aku nggak lagi galau.
Meskipun aku masih saja mengingat kamu.
Masih bermimpi bertemu denganmu, membaca cerpen terbarumu,
Masih sering bertanya sendiri 'apakah kamu masih jadi bayanganku ? Masihkah menstalkingku ?'
Masih juga menulis tentangmu,
Tapi itu bukan berarti apapun..
Kamu tau ?
Kalau aku nggak berani patah hati buat ninggalin kamu, aku nggak akan belajar dan nggak akan pernah siap untuk bertemu orang baru yang mungkin lebih baik dari kamu.
Iya..
Dan setidaknya aku sudah belajar,
Atau ya, baru saja belajar..
Sekali lagi, ini tidak berarti apapun..
Walau setiap kali makan mi goreng, sate ayam atau nasi goreng aku teringat kamu.
Tiap aku bergadang dan mandang angka 2 di jam dinding, aku ingat biasanya kamu yang membuatku mampu bertahan sepagi itu.
Lalu satu persatu percakapan kita terlintas dikepalaku, percakapan ga penting, ngalor ngidul ga jelas tapi selalu berat untuk diakhiri dengan kalimat 'goodnight'
Bahkan begitu beratnya, sampai melewatkan 'goodnight' dan malah jadi 'gooddawn'
Juga sesekali aku mencium aroma yang sama dengan aroma tubuhmu. Bau khas laki-laki yang mampir dihidungku saat aku duduk di motor yang sedang kamu kemudikan.
Aku ingat bagaimana angin jalanan sore itu meniupkan wangi tubuhmu.
Tiap aku cemberut, aku ingat kamulah satu-satunya orang yang menganggap ekspresi cemberutku lucu dan malah dengan ikhlas memintaku cemberut.
Juga setiap kali aku melihat buku merah itu, aku ingat kamu, kamu belum selesai membacanya.
Dan satu lagi, aku ingat pertengahan bulan lalu, waktu kuota internetku habis dan aku berjanji akan paketan internet di awal bulan.
Aku ingat, kamu adalah orang yang sangat tidak sabaran jika harus awal bulan yang terhitung 20 hari dari tanggal itu.
Tapi sekarang, saat aku sudah memenuhi janjiku, semuanya sudah berakhir.
Bukan apa-apa, aku memang sudah berencana untuk paketan internet di awal bulan. Dengan atau tanpa kamu.
Sebenarnya banyak sekali yang bisa kuingat.
Tapi semuanya jadi ga penting lagi.
Karna bukan saatnya untuk terjebak di perasaan yang itu-itu saja.
Aku sudah lebih baik, sekarang.
Jika aku masih saja mengingat dan bermimpi tentang kamu.
Itu hanya sedikit yang tersisa dari hari kemarin.
Satu hal yang tidak harus kamu tau,
Aku tidak pernah membenci kamu.
Itu saja..
Untuk berteman ? Tentu saja boleh.
Tapi aku tidak banyak berharap, aku takut kamu tidak bisa profesional.
Sekedar menghindari pelik yang pernah menampar kita.
Ada baiknya, kita biarkan waktu menguasai kita.
Jalan saja..
Berlalu saja...
Sesekali jadi pionir, pasrah mengikuti aturan main semesta dan waktu.
Atau kembali jadi figuran untuk kisah yang lama.
Toh, belum ada judul baru untuk memulai kisah yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar