Abangcuu..

Sesingkat obrolan kali ini,
Ada nasehat terselip dibalik percakapan nggak mutu antara aku dan dia.

Dia, abang kandungku.
Orang yang kukenal menyebalkan itu masih jadi kakak kesayanganku.
Beberapa masa pernah membuatnya begitu dekat dan juga sangat jauh dariku.

Dulu waktu kami masih sama-sama anak SD, dia selalu ada untuk memboncengku ke warnet dengan sepeda kayuh.
Mengajarkanku mengoperasikan komputer dan menyimpan ketikanku di disket
Lalu sejak dia masuk SMP kami tak banyak bicara, tak banyak berurusan.
Ketika SMA, kami selalu bertengkar untuk urusan kamar mandi di pagi hari, dan remote tipi di malam hari. Selalu.
Dan sekarang, setelah dia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan kuliah luar kota..
Setiap hari aku merindukannya.
Setiap hari aku berharap dia pulang, walaupun hanya untuk membuatku sebal.

Dia bukan kakak ideal.
Dia bahkan tidak akan mengantar dan menjemputku jika tanpa iming-iming imbalan.
Dia tidak pernah mengajarkanku pelajaran ini itu, tidak menasehati untuk hal baik.
Dia tidak pernah begitu menjagaku dari pengaruh buruk lingkunganku.
Dia tidak pernah mau mengalah soal televisi dan kamar mandi.
Dia suka membaca diary dan pesan diponselku, tapi selalu marah saat aku membaca pesan diponselnya.

Dan di setiap kepulangannya,
Aku benci saat dia memanfaatkanku untuk mencuci celana jeans dan beberapa kaosnya dengan alasan : 'halah yu, aku mulih durung karuan sak ulan pisan. Dijaluki tulung loh ngunu rek adikku'
Ah, aku bisa apa ?
Memang kenyataannya dia jarang pulang.
Dan setiap kali dia pulang, ada perasaan tidak rela melihatnya mengemasi barang untuk bersiap kembali ke perantauan.
Selalu, kangen..

Tapi serius, aku sayang abangku.
Orang yang demikian menyebalkan itu.
Kadang dia bisa bersikap sangat manis dan hangat.
Dan dibalik sifat tidak dewasanya, masih ada hal baik yang bisa kukagumi dari sosoknya.
Cara berpikirnya yang simpel dan nasehat yang tiba-tiba saja keluar dari susunan kalimat ngawurnya.
Juga perhatian sederhana yang diungkapkannya dengan cara yang beda.
Ya, dia bukan kakak yang romantis, gaya bicaranya asal ceplos dan kadang sedikit sadis.

Dia abangku,
Musuh kesayanganku.
Orang yang hidup atas prinsip yang seenak udelnya.
Sesekali bercerita tentang pengalaman hidupnya, tapi selalu melarangku mengikuti jejaknya.
Dia sadar betul, pengalamannya tak cukup baik untuk diteladani adiknya.
Mungkin itu sebabnya dia tidak banyak mengajarkanku tentang hidup, dia membiarkanku menemukan sendiri jalanku.
Dia masih saja mengkhawatirkanku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...