Dari seorang kawan, tentang menjadi anak pingit.
Hai !
Aku baca blogmu, juga tweet galaumu.
Menurutmu, jadi anak pingit itu nggak enak ya ?
Menurutku juga gitu.
Kadang aku mikir, mamaku gak adil.
Sedikit kuno dan overprotective.
Semua inginku dilarang,
Semua cita-citaku dihujat,
Aku diatur, dibentuk sesuai ingin mamaku.
Kesal ? Ya kadang.
Aku ngerasa kuno, kuper, dan seolah terisolir dari dunia luar karna posesifnya mama.
Tapi aku terlalu takut mengecewakan.
Aku nggak bisa nolak, nggak sanggup membantah.
Jadilah aku belajar menikmati posisiku.
Sebagai anak pingit.
Kamu masih lebih beruntung dari aku,
Setidaknya mamamu tidak menyalahkanmu untuk cinta-cinta yang kamu punya.
Kalau aku, untuk jatuh cinta yang diluar kendaliku saja mama menganggapku gila.
Aku seperti tidak diijinkan jadi normal ya ?
Hehe, lupakan..
Ayolah, mungkin mama-mama kita sedang mengkhawatirkan kita.
Maklumi saja.
Semuanya jadi kerasa ga adil kalo kita menuntut lebih.
Semua larangan keluar malam, dibonceng cowok,
Pertanyaan 'Mau kemana? Sama siapa? Pulang jam berapa? Itu temen sekolah atau bukan? Rumahnya dimana? Perlunya apa?'
Larangan pacaran,
Atau semua pertanyaan posesif yang mendesakku untuk selalu jujur, bahkan untuk urusan hati.
Pada akhirnya bikin aku nyerah.
Aku ga bisa nolak semua perhatian yang berlebihan itu.
Aku takut, nyakitin mama.
Bro,
Kita emang udah tujuh belas tahun.
Tapi mungkin bagi mama, kita masih anak kecil yang manja dipangkuan mereka.
Belajarlah menikmati posesif.
Anggaplah posesifnya mama adalah gangguan terbaik yang pernah kamu terima.
Mungkin suatu hari nanti kita akan kangen mendengar suara-suara cerewet mama saat melarang kita soal ini dan itu.
Biarkan saja mama menganggap kita putri kecilnya, biarkan mereka merasa kita masih miliknya.
Karna pasti ada saatnya kita meninggalkan mereka, untuk kehidupan baru kita.
Dengan kesibukan baru dan rumah baru yang berisi orang-orang baru.
Orang-orang yang kemudian merebut waktu dan perhatian kita dari mama.
Kalau aku,
Aku takut nggak bisa adil membagi sayang antara mama dan orang-orang baruku nanti.
Jadi selagi aku bisa, kubiarkan mama merasa aku adalah miliknya.
Kubiarkan mama mengatur hidupku, dan aku akan berusaha menikmatinya.
Supaya mama lega, nggak selalu waswas dan nggak sedih kehilangan sosok manja kesayangannya.
Lagipula, nggak akan selamanya kita diatur.
Ada masanya kita akan dibiarkan memilih sendiri jalan kita,
Toh mereka juga ingin melihat kita tumbuh jadi perempuan yang mandiri.
Iya kan ? Hehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar