Lalu setelah ini apa ?

Semua hampir baik-baik saja.
Masih dalam kendaliku,
Aku sudah bisa walau tanpa kabarmu,
Aku terbiasa menunggu dan tersadar bahwa kamu bukan lagi untuk ditunggu.
Aku tidak punya hak untuk meminta waktumu.
Tidak lagi, tidak juga untuk hal sesimpel menyapaku.

Profesionalisme itu bukan lagi topeng, dia hanya pulasan tipis bedak tabur yang tanpanya kita akan tetap sama.
Tetap akan seperti ini adanya..
Dan peranan ini bukan lagi sesuatu yang harus dihapal dalam naskah,
Improvisasi dan menjiwai sampai rasanya seperti tidak lagi berpura-pura.
Akhirnya kita terbiasa, kan ?

Aku tidak lagi sekacau dulu,
Meskipun dua hari tak ada kabar darimu.
Aku bisa kendalikan moodku, agar tetap tenang.
Karna, at least aku menyadari siapa aku untuk kamu ?
Aku hanya anak perempuan posesif yang mondar mandir dihidupmu.
Dan nggak ada yang bisa membuatku berjalan beberapa langkah ke depan dari posisiku sekarang.
Aku tetap di kilometer yang itu.
Tidak akan lebih dekat, tapi bisa terlihat jauh jika waktu berpihak.

Lalu setelah ini apa ?
Tidak ada.
Karena semuanya baik-baik saja.
Tidak ada yang harus diperbuat.
Tidak untuk meninggalkan, atau berdiam.
Berjalan saja, menikmati jarak, menikmati waktu.
Menghindari dan sembunyi bukan penyelesaian.
Sibuklah, biar saja waktu yang mengatur jarak kita.

Permainan hati ini jadi sedikit membosankan,
Untuk sekian banyak hal yang membuatku yakin telah berhenti memainkannya, tapi ternyata logikaku masih bermain.
Hanya sekilas mengingat, atau sedikit berkhayal.
Kemudian tersenyum kecil menyesali
Ah, ternyata khayal itu masih ada..

Hei,
Kalau masih saja bertanya apa aku menunggu,
Bisa kubilang 'iya' tapi kali ini tanpa cemberut, tanpa banyak berharap.
Entah ini sisi pengertianku atau bagian dari profesionalisme yang kita sepakati.
Yang jelas, aku bisa begini karna terbiasa.
Dan terimakasih untuk membuatku terbiasa menunggu tanpa kepastian.
Somehow, aku senang bisa banyak belajar dari pengalaman ini.

Lalu setelah ini apa ?
Mau mengirimkan pesan untukku ?
Silahkan, aku sudah menunggu.
Teman..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...