Aku lagi males bahas yang galau-galau.
Jadi kali ini marilah kita bahas teman-temanku tercintaa.
Orang-orang yang pernah sangaat dekat denganku, sebelum dengan si bangku kiri.
Mulai dari jaman cupu semasa TK,
Waktu itu aku termasuk anak pendiam yang tidak banyak akrab dengan teman-temanku.
Temanku ya cuma si
Ipul aja, dari sejak bayi merah sampe setua ini kami tetap teman baik.
Sejak TK dia yang sering menjemputku berangkat mengaji di TPA, atau berangkat sekolah bersama.
Dia memanggilku 'mbak' walaupun selisih usia kami hanya dua bulan, tapi tak apalah.
Saking akrabnya, dia memanggil orang tuaku dengan sebutan 'mama' dan 'papa'
Adik dan kakakku pun menyukainya karna dia anak yang sopan dan pintar.
Jadilah kami seperti keluarga.
Ohya, soal pendidikan kebetulan orang tua kami selalu berusaha menempatkan kami di sekolah yang sama agar mudah dipantau.
Tapi karna dia lebih pintar, jadilah ketika SMP kami harus terpisah.
Walaupun begitu pertemanan kami masih berlanjut hingga hari dimana aku membuat postingan ini.
Lanjut ke jaman SD
Awal-awal SD aku masih sangatlah pendiam.
Dan di kelas 4 aku mulai akrab dengan
Fifi, dia kalem, lugu dan kurusnya naujubillah.
Kami terbiasa kemana-mana bersama, bersepeda bersama, jalan kaki bersama dan tertawa bersama.
Dia teman yang baik, sampai akhirnya di kelas 6 aku punya sekelompok teman baru.
Aku, dia dan teman kami masing-masing..
Teman baruku, kami terbentuk dalam sebuah
gank
Gank yang berisi anak-anak perempuan yang menggemari Harry Potter.
Dan masing-masing dari kami punya nama belakang Potter.
Vega Potter, Irma Potter, Ayu Potter, Shinta Potter, Myas Potter, Sarra Potter.
Kami juga punya markas di sekolah, maksudku beberapa tempat yang kami klaim sebagai markas untuk berkumpul.
Markas 1 : di pojokan belakang kelas
Markas 2 : di parkiran
Markas 3 : di pohon depan ruang guru
Markas 4 : di toilet
Kami punya kebiasaan nonton DVD Harry Potter dan menghafal mantra-mantranya.
Saat itu persahabatan kami seakan diliputi
magic.
Masing-masing dari kami punya latar belakang dan sifat yang berbeda.
Vega yang anak tunggal, modis dan pintar.
Irma yang anak sulung dari dua bersaudara, bapak ibunya guru, jadi pantaslah kalau dia pintar
Shinta yang ibunya perawat, dia baik, gendut dan menggemaskan
Sarra yang cantik dan lugu, ketika itu dia hanya anak perempuan yang tulalit
Myas yang anak bontot, lucu dan cukup konyol
Dan aku sendiri, aku hanya anak aneh yang suka menulis tentang mereka
Dari persahabatan kami, aku berhasil menelurkan beberapa seri cerita petualangan potter.
Aku ingat
tour perpisahan kami, saat tanpa sengaja semua anak potter mengenakan kaos putih dan celana hanya aku yang mengenakan kaos merah muda dan rok panjang warna merah.
Ya, bisa bayangkan betapa anehnya aku ?
Aku kampret sekali soal
fashion, jadilah penampilanku selalu
nyeleneh.
Tapi sudahlah, aku pasrah saja saat teman-temanku memprotes penampilanku yang tidak kompak dengan
gank.
Masa bodo, yang penting aku masih bagian dari mereka.
Pindah ke jaman SMP.
Jaman dimana aku belum bisa beradaptasi, dan masih lengket dengan Myas.
Selama setahun, Myas yang rumahnya dekat dengan sekolah terpaksa harus menjemputku lebih dahulu.
Dan di sekolah, walaupun kelas kami berbeda aku selalu menghabiskan waktu istirahatku berdua dengannya.
Ah, indahnya persahabatan..
Lalu waktu memisahkan kami, jadi jauh.
Aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkunganku, berteman dengan
Miftah.
Dia adalah teman yang sangat posesif, walaupun duduk sebangku kami pernah tidak saling menyapa selama lebih dari tiga hari.
Dan jika sudah lebih dari tiga hari, biasanya aku lupa alasanku marah padanya.
Dengan dia, Lala, Citra, Nikita, Myas, dan Vivi aku menulis serial persahabatan yang baru.
Semua berubah saat aku naik ke kelas 3, semua temanku berganti.
Aku mulai akrab dengan Rika, Fatimah dan mbak Aulia
Banyak hal gila yang kami lewati bersama, terlalu banyak :')
Dan Miftah, dia cemburu, dia berpikir bahwa aku melupakannya.
Ah, Miftah..
Kau tau, aku mengenal posesif sebagai gangguan terbaik sepanjang hidupku.
Aku selalu suka jika seseorang berlaku posesif padaku.
Loncat ke jaman SMA yok,
Disaat aku mulai terbiasa dengan teman-teman yang kukenal semasa MOS,
Tapi kemudian aku ditempatkan di kelas yang isinya orang-orang yang sama sekali baru.
Mereka memandangku dengan wajah angkuh, kecuali
Winda.
Dia adalah orang yang pertama kali kusapa di kelas baruku
Kupersilahkan dia duduk disampingku, dan itu bertahan hingga sekarang.
Harusnya kami bosan.. hahaha
Ntah harus cerita apalagi tentang dia, rasanya sudah terlalu sering.
Dia teman yang baik walaupun kadang menyebalkan.
Nggak jarang dia mengajarkanku beberapa pelajaran yang sulit kupahami
Kami simbiosis mutualisme.
Ah sudahlah, bahas Winda-nya lain kali saja..
Sepertinya postingan ini sudah terlalu panjang, hehe..
Sekian.