Polemik.

Malam yang berpolemik.
Adu argumen antara dua hati yang berselimut kacau..
Salah satunya yang banyak bertanya,
Satunya lagi enggan menjelaskan.

Aku benci berdebat dengan kamu.
Terlalu banyak konotasi dan aku sulit memahami.
Begitu juga kamu yang sering salah mengartikan maksudku.

Aku benci setiap akhir buruk dari perbincangan kita.
Percakapan yang tidak saling memahami.
Percakapan yang membuatku cemberut dan manyun.

Aku tau kamu memintaku diam..
Diam yang berarti berhenti bicara ketika emosi memuncak.
Diam yang berarti berhenti bertanya ketika keadaan berubah muak.
Meski, sekali lagi aku benci menyimpan kembali pertanyaan yang tidak sampai kepada kamu.

Kau tau ?
Aku juga lelah bertanya.
Kadang ingin berhenti dan menerima saja.
Tapi aku terlalu muda untuk jadi 'tanpa tanda tanya'
Jadilah aku anak perempuan yang cerewet dan menyebalkan.

Satu hal yang kusesali,
Harusnya aku tau, obrolan ini tetap harus dihentikan sebelum suasana hatimu memburuk.
Atau harusnya kamu dengarkan aku untuk mengabaikan kalimatku.
Aku sudah bilang kan ? Aku juga sedang sentimentil.

Dan yang baru saja kusadari,
Bahwa hatiku yang sudah rapi ini ternyata masih juga merasa kacau ketika kamu marah.
Bahkan jika kamu tak mau peduli sekalipun..

Aku menyerah.
Lagipula ini bukan pertama kalinya aku begini.
Terima kasih karna membuatku harus kerja dua kali untuk merapikan berkas hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...