Bangku kiri

Winda : Hahaha, kamu beneran bawa bantal ?
Aku : Iya dongg.. lah ini bantalku..
Winda : Aku juga loh, kok bisa samaan sih ?
Aku : Entah ya ? Masalahnya aku ngantuk berats, dan punya kewajiban buat ke sini jadinya bawa bantal deh.
Winda : Sama, aku juga.. tadi malah minta kantong plastik gede ke mama, tapi ga ada.
Aku : Aku dong dimasukin tas, sampe tetanggaku heran sama isi tasku yang keliatan penuh, haha.. padahal isinya cuma bantal.

Aku nggak tau lagi, kalau ditanya soal bangku kiri.
Untuk kesekian kalinya kebetulan semesta membuat isi kepala kami sama.
Kemudian tertawa bersama, saling menertawakan kekonyolan masing-masing.

Bukan soal bantal saja.
Kemarin juga, saat kelas kami mengadakan pemilihan kelompok secara acak.
Aku tersenyum saja melihat Aida mendapat nomor kelompok yang sama denganku, kemudian saat aku menoleh dan menemukan Winda berteriak menyebutkan nama kelompoknya, aku diam.

Tuhaan... kenapa dia lagi ?
Aku butuh teman yang kompeten dibidang ini, bukan dia yang kemampuannya sama nihilnya denganku.

Aku menelan ludah, mencoba berdamai dengan kenyataan pahit.
Pun dengan Winda, dia kaget setengah mati mengetahui bahwa aku dan dia berada dalam satu kelompok.
Sampai dia melakukan aksi protes pada guru mata pelajaran kami.

Penderitaan kami belum berakhir sampai disitu.
Sekarang aku, Winda dan Aida menghadapi kenyataan yg lebih pahit karena ternyata, satu-satunya pria di kelompok kami adalah dia yang buku tulisnya bercover Hello Kitty, Spongebob lover dan berhati keibuan.
Dia adalah Mijar.
Haha, sepertinya respon kami berlebihan tapi kami benar-benar ragu untuk mengandalkan Mijar dibidang ini.
*maaf yee jar, hehe..

Dan sabtu ini, saat kami berempat berjanji untuk kerja kelompok di sekolah..
Aku dan Winda datang lebih awal dan tertidur di kelas dengan bantal kami masing-masing.
Sementara Mijar dan Aida, mereka ada diluar kelas, menunggu satu setengah jam.

Lucunya, orang yang mereka tunggu sudah ada di dalam kelas, tidur nyenyak.
Cuma berbatas pintu, cuma dalam satu jangkauan tangan untuk menarik tuas daun pintu saja.

Harusnya mudah sekali mereka bisa menemukan aku dan Winda, tapi mereka malah menunggu lama.
Menunggu dua orang yang sebenarnya tidak jauh, tidak sampai satu meter dari tempat mereka duduk bosan.
Konyol ya ?
Tapi aku suka.

Bangku kiri adalah salah satu dari sekian banyak hal ajaib yang terjadi di hidupku.
Kenapa bisa ajaib ?
Ntahlah, terlalu rumit untuk dijelaskan.
Tapi aku sangat menikmati setiap absurd yang kami lewati dengan tawa.
Juga setiap senyum cerah yang kudapat seketika setelah membaca pesan singkat darinya.
Atau setiap tangis, yang membuatku harus sok bijak untuk menenangkannya.
Ah udah ah..
Nanti kalau postingan ini terlalu romantis, aku khawatir dituduh penyuka sesama.
Amit-amit deh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...