Kamu tau ?
Seseorang pasti merasa sangat beruntung saat tau dirinya jadi inspirasi bagi orang lain.
Iya, ada orang yang terlahir untuk jadi seberuntung itu.
Dan orang itu, ngasi aku inspirasi buat nulis postingan blog kali ini.
Ini adalah dongeng tentang dua anak manusia yang hidup dan berteman di jaman serba modern, dimana internet sudah jadi makanan sehari-hari, dan handphone sudah beragam model menghadirkan pilihan aplikasi messenger, dan pulsa bisa dibeli di mana saja sejauh mata memandang.
Tapi dua anak itu adalah bentuk pengecualian dari kemajuan teknologi di era globalisasi, mereka memilih surat untuk bertukar kabar.
Tau ? Berapa pohon yang ditebang setiap harinya untuk memproduksi kertas ?
Tau ? Aku nggak tau. Pokoknya banyak.
Dan salahkan mereka, sebagai penyumbang kerusakan hutan terbesar karena menghabiskan kertas untuk berkirim surat.
Ya, mungkin salah satunya sudah punya kesadaran dengan beberapa kali memilih sms untuk mengirimkan kabar.
Tapi, si anak satunya lagi tetap konsisten menulis surat yang panjaaaang sekali untuk menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Ah, mungkin dia berpikir temannya akan mengumpulkan semua suratnya dan membuat buku " Habis Gelap Terbitlah Terang, Kisah Nyata Perjalanan Hidup Manusia Goa" macam kisah R.A. Kartini.
Bocah kuno, kamu terlalu banyak menghayal..
Sebenarnya, dia cukup punya modal sarana kecanggihan teknologi untuk mengirim kabar kepada temannya.
Dia punya perangkat komunikasi yang dilengkapi fitur-fitur messenger yang mengandalkan internet.
Tapi entah apa yang dipikirkannya sehingga dia tetap mempertahankan cara primitif di tengah deru arus kemajuan teknologi, especially dibidang komunikasi.
Berkirim surat ? Lucu sih..
Ayolah plis, rumah mereka tidak terpisah dua digit satuan kilometer. Tak sampai 10 kilometer. Bahkan mungkin hanya 2-4km saja.
Kenapa harus berkirim surat ? Ah, ntahlah...
Seseorang diluar sana pasti berpikir dua mahluk ini produk lawas, seangkatan Pithecantrophus erectus yang gagal mengalami evolusi pada masanya.
Ya, atau mungkin hanya satu orang saja yang berasal pada jaman paleolitikum. Satunya lagi sudah berada di jaman yang sudah lebih maju, jaman neolitikum.
Ohya, mungkin seseorang perlu mengingatkan salah satunya..
Barangkali perlu shalat istikharah, minta petunjuk pada penguasa semesta, kenapa bisa ada mahluk purbakala yang jadi temannya..
Kalau bertemu di jalan, tolong diingat namanya.. Winda.
Terimakasih atas partisipasinya,
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar