Monster itu Namanya Sapi

Berhari hari tinggal di rumah dengan suasana desa yang kental, membuatku betah berlama-lama. Lebih dari udara segar dan derik jangkrik yang meneduhkan, aku hampir kehabisan kata mendefinisikan betapa sempurna tempat ini untuk sekedar melepaskan beban duniawiku sebagai mahluk-ambisius-megapolitan. Cuma disini, aku bisa mensyukuri hal-hal kecil yang kutemui. Bahkan bukan barang mewah, demikian sepelenya jika ada di kota besar, tapi jadi luar biasa saat kutemui ada di tempat ini.

Sebagai pendatang, jika tidak sedang buru-buru melakukan sesuatu, bangun pagi aku tidak segera mandi, aku duduk berlama-lama di teras sambil menikmati napas. Melamun tanpa ada yang dipkirkan, hanya sibuk menikmati suasana. Dan seringkali pada saat-saat seperti itu, aku menemukan suara yang lebih mengerikan dari jerit perutku yang lapar. Memang suaranya mirip, tapi ini lebih keras dan lebih lapar. 

Sampai suatu hari aku menyadari suara itu tak hanya muncul pagi buta, kadang juga terdengar malam-malam, atau siang bolong. Pokoknya suka-suka dia mau bunyi kapanpun. Dan usut-punya usut, sumber suara itu datangnya dari lahan kosong di samping rumah. Lebih tepatnya dari dalam bangun persegi yang mirip kandang sapi. Bukan mengejutkan jika suara itu memang suara sapi. Sungguh, untuk kepentingan postingan ini saja, kubuat sedikit lebih dramatis. Jadi setelah berhari hari aku mendengar suara itu tanpa melihat wujud keberadaan sosok sapi disana, aku asal meyakini saja, bahwa suara monster yang sering kudengar itu pasti milik si sapi.Tapi mana toh, sapinya ?

Sebagai alien megapolitan, aku tentu saja aneh jika tidak mengenali suara itu. Yaa anggaplah telingaku terlalu sering tercemar suara-suara klakson dan knalpot. Sampai suara sapi saja kuanggap monster..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...