" Jadi apa yang kamu suka darinya ?" -Miftah
Untuk sepersekian detik aku diam.
Bukan melamun, tapi sedang berpikir keras.
Lima menit dan dia tetap menunggu diantara deru kipas angin dan denting jam yang mengisi sunyi.
Aku masih telungkup dan berpikir.
Aku memutar logika, mencari apapun yang bisa kujadikan alasan.
Aku menyerah.
Aku tidak punya jawabannya.
Ini gila, pertanyaan macam apa ini ?
Bahkan tidak mungkin aku bisa mencari jawabannya di google.
Hei kawan !
Andai saja kamu memahami ini.
Bagaimana jika aku tidak punya alasan ?
Bagaimana jika memang hal absurd sering kali mampir di hidupku yang ajaib ini ?
Mungkin kita bisa belajar maklum.
Atau sekedar pura-pura memahami agar aku tersenyum.
Jika saja aku punya jawabannya, mungkin kamu pun tidak akan menunggu lima menit hanya untuk sebuah geleng kepala.
Atau jika memang perlu dijawab, mungkin malam ini aku akan menyelipkan pertanyaan itu di dalam doa pengantar tidurku.
Tapi sudahlah, rasanya belum perlu.
Aku simpan saja pertanyaan itu.
Kuijinkan waktu menguraikan tanda tanya itu hingga dapat ditemukan seutas benang merah.
Atau isyarat kecil yang terselip dalam rumitnya filosofi tentang rasa.
Aku pasti akan menunggu.
Semoga akan segera terjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar