Nite note (complicated)

Di pojokan kamar.
Suara detak jam menguasai seisi ruangan.
Berdengung melodi mengerikan tentang waktu.
Aku masih duduk bersandar, melamun.
Merasakan benci, merasakan sedih, merasakan kecewa.

Aku benci mendapati diriku sebagai orang yang emosional.
Merengek menuntut keadilan yang biasanya memang hanya omong kosong.
Kadang semua bisa saja keterlaluan.
Termasuk yang kali ini.

Hei yu !
Kita berhenti bicara tentang proses pendewasaan.
Kita sudah sampai di garis tepian sabar.
Ketika makian dan sumpah serapah mungkin hampir jadi pilihan.
Tapi percumalah, kamu lahir bukan untuk di dengar.
Tak akan ada yang pedulikan emosimu.
Tahan dan simpan gumpalan kecewamu.

Aku yakin masih ada sepotong hati baik di dalam sana.
Sudah jangan terlalu larut dalam murka.
Lakukan seperti yang biasa kamu lakukan..
Abaikan perasaanmu dan tunjukkan wajah bahagiamu.
Kadang berpura-pura bahagia lebih baik daripada terus bersedih sementara tidak ada seorangpun yang peduli.

Aku tau kamu mudah memaafkan..
Aku lebih tau kamu menyimpan dengan baik semua ingatan menyakitkan di kepalamu.
Tapi sudahlah, tenangkan dirimu saja.
Soal mereka, biarkan waktu yang memperbaiki keadaan.

Sudah ya ?
Ambil buku kimiamu dan mulailah berkonsentrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...