Tentang sebuah lampu hijau.
Aku lupa ini persimpangan ke berapa dalam perjalananku.
Yang kuingat, sudah lebih dari dua persimpangan yang kutinggalkan tanpa menunggu lampunya jadi hijau.
Aku tau bagaimana harus jalan terus.
Aku tau bagaimana harus memperhatikan pertanda untuk berhenti.
Aku tau bagaimana harus mencari jalan untuk menghindari persimpangan
Atau pergi dari persimpangan tanpa harus menunggu dan terjebak pada lampu merah
Aku pengguna jalan yang baik di perjalanan ini.
Perjalananku masih sangat panjang.
Mungkin juga banyak persimpangan di depan sana.
Dan aku tidak diperbolehkan berhenti.
Di persimpangan manapun
Dan untuk alasan apapun
Ini tentang sebuah lampu hijau
Yang hampir tidak pernah menyala hijau
Tapi untuk sebuah alasan absurd aku mau berhenti di sebuah persimpangan.
Dan menunggu agar merahnya berganti hijau.
Kadang segalanya harus serba absurd
Seabsurd definisi 'perhatian' yang kamu terangkan kepadaku
Seabsurd lampu kuning yang kuartikan sebagai 'ya'
Dan ya, seabsurd perasaan canggung diantara dua orang beda status sosial yang terjebak dalam satu rasa yang sama, saat saling coba mendekat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe
Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...
-
Dimotori dengan pengalaman pencarian jodoh yang cukup lama, aku akan menulis nasehat ini untuk adik-adikku yang akan menikah.Terlalu muda un...
-
Ada yang lebih sakit dari sekadar perih Ada yang lebih cacat dari sekadar parut Ada yang lebih ingin mati saja daripada menderita Kita meras...
"Dan ya, seabsurd perasaan canggung diantara dua orang beda status sosial yang terjebak dalam satu rasa yang sama, saat saling coba mendekat."
BalasHapuskeren....
ahaha, ini sih gak ada apa2nya dibanding tulisannya mas yane :p hehe..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus