Pagi yang sibuk saat aku juga sibuk dengan Barbie di televisi dan setoples kacang dalam pelukanku.
Dan jeda iklan yang membosankan, tentunya.
Aku sedang berpikir, tentang apa yang sudah dilakukan kacang-kacang itu terhadap jidatku.
Bentol-bentol kecil di area dahi seperti kutukan dari setiap butir kacang yang remuk diantara dua gigi geraham yang saling bertemu.
Aku terus memperhatikan toples yang setengah terisi itu.
Aku berpikir, bagaimana mereka menjalani hidup di dalam sana ?
Dari mana mereka berasal ?
Bagaimana proses yang sudah mereka jalani ?
Mulanya mereka hanya kacang yang berasal dari dalam tanah, lalu diambil oleh tangan-tangan manusia, dikupas dan diolah disuatu industri, kemudian dikemas bersama kacang-kacang yang lain.
Mereka akan segera berpindah tangan dan mengalami proses berikutnya, berenang diantara minyak panas, kemudian diletakkan pada toples-toples yang ada.
Aku mikirnya, dunia ini kayak toples kacang.
Dan manusia-manusia ini sama seperti benda bulat dalam toples itu.
semuanya sama.
Yang nggak sama adalah takdir.
Toples itu cuma ruang tunggu,
Masing-masing dari kacang itu nggak pernah tau kapan mereka akan diambil oleh sebuah tangan dan keluar dari toples itu.
Mereka nggak tau, akan berakhir pada mulut seseorang untuk dikunyah atau jatuh berceceran di jalan, ditendang dan dilindas.
Yang mereka tau, mereka hanya perlu menjalani proses seleksi alam.
Kita itu kayak kacang dalam toples itu.
Proses panjang yang kita jalani, kelak akan membawa kita pada sebuah toples.
Dan di dalam toples itu, kita hanya menunggu untuk tau bagaimana kita akan berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar