Hei teman lama !
Masih mengingatku ?
Kita pernah bersauh dalam sendu semusim, seperti takkan pernah saling melepas.
Sayangnya, kamu malah pergi di permulaan Januari itu.
Kemudian kamu hadir kembali, ketika semua terasa serba tidak tepat waktu.
Sungguh, bukan tidak mau menyambutmu dengan selaksa rindu, tapi aku sedang payah-payahnya saat itu.
Aku jatuh, membisik pelan ntah kepada siapa.. hujan jangan marah.
Aku menggigil seperti orang yang baru mengenalmu.
Padahal bukan begitu, bukan.
Sebenarnya jauh didalam diriku, aku kenal dinginmu, aku tersenyum diam-diam untuk teman lamaku.
Untukmu, untuk reuni kecil kita sore itu.
Pertemuan yang dingin, untukku.
Kau tau, kawan ?
Lelaki yang pernah menjagaku dari dingin yang membuatku kaku tak bergerak sore itu, mengaku akrab denganmu.
Jujur saja, aku cemburu.
Kita seperti asing sejak aku jatuh dihujani olehmu. Lalu dia berlagak tangguh, mengambil alih peranku sebagai teman dekatmu.
Aku yang merindukanmu, sungguh.
Katakan padanya, aku yang lebih dulu mengenalmu. Bukan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar