Ntah.

Sore ini, dengan beban berat di punggung dan sekali lagi nyeri di kepala.
Aku berjalan keluar dari laboratorium menuju rumah kos.
Aku berjalan dengan ritme langkah pelan, bahkan cenderung diperlambat.
Ntahlah, kali ini aku sedang tidak ingin berlari.
Jadi aku berjalan semalasnya.
Sesampainya.
Seenaknya.
Langit, vertikal diatasku, ada semburat oranye yang anggun.
Mataku masih mengagumi senja, sementara langkahku merambat maju.

Percayalah, dalam situasi seteduh ini.. aku tetap ingin menangis.
Pikirku untuk tidur saja, lalu bangun dan menyadari aku baru saja mimpi buruk.

Aku kelelahan, semesta.
Terimakasih telah menghidangkan langit senja yang cantik.
Sebenarnya aku lebih suka jika kamu memelukku saja.
Aku tidak ingin dihibur, hanya sedikit butuh dikuatkan.

Ya, aku memang selemah itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...