Early November!

Hai !
Selamat pagi untuk kalian yang punya rencana jalan-jalan sabtu ini.
Juga untuk kalian yang pagi ini terbangun di rumah orang tua, dengan segelas susu dan sarapan yang siap tersedia di meja makan.

Salam dariku, yang baru saja terbangun dengan ngilu sebadan.

Aku nggak pernah berpikir bahwa hidupku beraat banget.
Ntahlah, mungkin karena sebenarnya aku ikhlas menjalaninya.
Tapi sungguh.. tiap kali aku tertidur karena lelah atau perih di perut,  lalu bangun dengan sakit kepala dan ngilu sebadan, aku merasa telah berlaku tidak adil pada tubuhku.
Dan sebagai catatan saja, akhir pekan ini aku sudah punya setumpuk must to do list yang harus diselesaikan.
Aku masih berharap aku bisa membelah diri, agar semua selesai bersamaan tanpa harus membuatku berlarian dari satu tempat ke tempat yang lain.

Aku tidak mengeluhkan hari liburku yang terenggut rapat dan tugas lain-lain.
Setidaknya ini lebih baik dari pada merasa kesepian di kos tanpa tau harus berbuat apa.
Dan lebih hebatnya, efek ngilu sebadan ini bikin aku nggak bisa mikir tentang apa yang sebenarnya kumau.
Aku udah nggak terlalu berharap untuk diajak berlibur, karena setiap waktu yang ada kini berkejaran dengan daya tahan tubuh.
Semakin banyak hal yang harus dikerjakan sesuai skala prioritas.
Andaipun aku menyelipkan liburan diantara rutinitasku, aku khawatir akan kelelahan lalu sakit di hari yang seharusnya aku melakukan banyak hal penting.
Tapii jauuuh sekali, di lubuk hatiku yang paling dalam, aku menginginkan piknik.

Well ya..
Mungkin tidur akan jadi penebus lelah setelah seminggu menyiksa raga.
Tapi sebenarnya aku tidak ingin terlalu banyak tidur, karena bangun tidur dengan kepala pusing dan ngilu sebadan bukan bagian favoritku.

Aku nggak tau mau apa..
Aku cuma tau, aku nggak mau nganggur.
Ada bagian otakku yang pernah migren hebat karena trauma dengan libur lama yang kuanggap bisa membuatku mati kebosanan.

Satu-satunya hal yang bisa menebus lelahku, adalah bertemu keluarga
Saat itulah aku berhenti berpikir tentang apa yang harus kulakukan.
Mendengar ibuku ngomel agar aku bisa menyeimbangkan hidup, juga mengatur waktu belajar dan istirahat dengan porsi yang pas.
Mendengar celoteh adikku tentang mainan barunya, tugas sekolahnya, dan lain-lain.
Melihat ayahku santai, walaupun tidak berbicara apapun, aku bisa melihat wajah lega disetiap kabar baik yang kubawa pulang.
Sesederhana itu, tapi masih terlalu sulit mengatur waktu untuk sebuah kepulangan.
Setidaknya untuk November ini, waktu akan terasa seperti merangkak pelan, dan hari-hari melelahkan akan berlangsung lama.

Sudahlah, sepertinya aku perlu sedikit lagi istirahat..
Sekedar meyakinkan, aku akan baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...