Hai !
Aku arek Suroboyo asli !
Belasan tahun di Surabaya gak menjamin aku punya banyak pengetahuan tentang kota kelahiranku.
Aku seorang ashabul kahfi
Manusia goa.
Aku lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah dan sedikit terkena sinar matahari.
Sejauh 18 tahun di Surabaya, kemampuanku menghafal rute jalan hanya sampai pada rute rumah-> sekolah dan sekolah-> rumah.
Kalo kemampuan itu gak perlu diragukan, bahkan sambil merem pun aku bisa melakukan perjalanan dengan rute tersebut.
Jadi ini lah aku dengan kesederhanaan pengetahuanku, mencoba menulis sesuatu tentang Surabaya dari sudut pandangku..
Surabaya.
Aku pernah hijrah ke Pandaan, ke Jogja, Malang ataupun Jombang.
Aku pengen ke Bunaken, Raja ampat, Green canyon bahkan juga Ranukumbolo..
Banyak tempat yang pernah ku kunjungi, dan lebih banyak lagi yang ingin ku datangi.
Tapi dari semua tempat itu, sebanyak, sejauh, atau selama apapun aku pergi, aku hanya tau aku punya Surabaya untuk membuatku selalu ingin pulang.
Aku punya Surabaya untuk menyebut sebuah deskripsi tentang rumah sempurna.
Pernah bayangkan seperti apa rumah sempurna ?
Aku nggak pernah bayangkan.
Buatku, rumah sempurna itu sesederhana Surabaya, di jalan kedung cowek, di gang sempit berjuluk kedinding tengah, di rumah bercat hijau, di dalam kolong tempat tidurku.
Di rangkaian elemen tak terpisah itu, aku punya segalanya.
Aku punya orang-orang yang berharga dihidupku,
Aku punya semua yang membuatku bersyukur merasa cukup.
Aku punya bagian diriku yang terasa lengkap saat aku disini.
Jadi, kalau ada satu masa yang mengharuskan aku berpindah.
Aku pasti meninggalkan hatiku disini.
Heh, bukan karena gagal move on ya !
Tapi karna di Surabaya, cuma disini aku bebas menjadi diriku sendiri.
Menjadi bocah perempuan nocturnal, penulis blog yang super silly, teman yang aneh bin ajaib, dan seorang asing yang mencintai jalanan kota dengan tabur lampunya yang entah dengan ajaibnya membawa khayalku melayang bersama decak kagum yang tanpa jeda.
Satu lagi, soal kata-kata-kota-kita yang ajaib..
Aku tetep anak Surabaya sah kan ? Walaupun gak pernah ikutan pakai kata mutiara yang itu..
....
Rek, aku ditapuk ibuk-bapakku lek ngomong rusuh.
Sumpah, gak munafik iki hahahaha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar