Catatan Hati Seorang Maba.

Hai !
Perkenalkan, saya adalah satu dari sekian banyak maba yang sedang lucu-lucunya.
Khusus perwakilan maba perantauan, yang tiap malam dilanda homesick, tapi tidak bisa pulang di akhir pekan karena terhambat kegiatan ospek.
Maba yang tiap pagi gemetar di kamar mandi karena melawan dingin yang luar biasa demi kuliah pagi.

Anggaplah saya sudah melewati masa homesick itu.
Dari rumah hangat yang berisi keluarga super berisik beralih jadi kamar kos yang dingin dan sepi.
Penyesuaian itu perjuangan, kawan..
Hanya butuh 3 hari untuk menangis, lalu berhari-hari sibuk penugasan ospek, akhirnya saya mulai berkawan dengan sepi.
Sibuk ? Ya!
Berarti ospek menyeramkan ? Tunggu dulu..

Coba kita urutkan cerita..
Jadi, sebagai maba yang lugu.. saya juga sempat berpikiran bahwa ospek itu racun ! Menyeramkan ! Sadis ! Dan tidak berperikemahasiswaan !
Tapi setelah melewati tiga hari ospek, saya menyadari bahwa pola pikir saya sama sekali salah.

Ospek capek ?
Iya, tapi sederhana saja.
Panitia pasti jauh lebih capek, maba nggak ada apa-apanya dibanding mereka.
Panitia tidur paling lambat dan bangun paling awal dibanding maba.
Mereka yang paling sering kepanasan, paling banyak berkeringat, dan paling capek teriak mengatur ratusan maba.
Kalau mereka marah-marah dan teriak, yaudah.. nurut aja.
Mereka nggak jahat kok kalau kita nggak bandel.
Mereka itu baik, cuma mungkin perannya aja jahat, atau mungkin lagi capek, jadi ya marah-marah..
Saya sih nggak pernah sakit hati sama mereka, yang ada malah makin segan.

Apalagi di Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, dimana rasa kekeluargaan dijunjung tinggi.
Sesakit-sakitnya kaki karena lecet, nggak sebanding dengan rasa senang waktu sapaan kepada kakak tingkat dibalas dengan senyum yang terlihat seperti "iya dek, aku kakakmu"
Mereka membuat saya merasa seperti dijamu, diterima dengan baik, dan mereka semua adalah keluarga.
Sebagai anak yang gagal masuk kedokteran, saya merasa bangga karena setidak-tidaknya saya tersesat di arah yang tepat.
Ya, saya mahluk Tuhan yang sangat beruntung.

Ohya, ospek juga mengajarkan kita tentang disiplin, tepat waktu.
Mengubah pola pikir anak SMA yang semula ngawur dan kekanak-kanakan jadi lebih beretika dan lebih tau arah tujuan kita ke depannya.
Saya merasakan sendiri dampaknya.

Ada satu pesan yang benar-benar saya renungkan..

"Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu"

Saya ingat betul kalimat itu, dan saya ceritakan juga kepada ibu saya dalam telepon.
Saya seorang ashabul kahfi, selama delapan belas tahun hidup di kota asal saya, kemampuan saya menghafal rute jalan terbatas pada rute rumah ke sekolah dan sekolah ke rumah.
Awalnya saya berpikir untuk menjalani hidup sewajarnya saja, kuliah-pulang kuliah-pulang.
Tapi yang wajar menurut saya, ternyata jadi tidak wajar di lingkungan perkuliahan ini.
Singkatnya, saya mulai berpikir bahwa sudah seharusnya saya punya karya, atau buatlah satu kesibukan dengan banyak orang di dalam organisasi yang positif.
Perluas koneksi, karena pekerjaan tidak lagi datang dari buku atau koran tapi dari informasi yang kita dengar dari orang-orang sekitar.
Masuk akal ? Tentu saja.

Jadi ?
Ospek itu menyenangkan !
Selain dapat banyak pengalaman, dan ilmu.
Kita juga dapat nasi kotak dengan lauk pauk lengkap.
Kesannya remeh loh.. tapi untuk anak kos, ini semacam program perbaikan gizi..
Anak kos biasa makan di warung sederhana dengan membayar 6ribu untuk satu macam lauk, atau parahnya jika terpaksa harus menekan pengeluaran maka akan muncul satu opsi yang tak terbantahkan: mi instan.
Anak kos ini termasuk penyumbang kekayaan terbesar bagi produsen mi instan. Pada mi instan itu mereka menitipkan harapan makan soto, kari ayam, dan rendang tapi bisa tetap berhemat.
Bayangkan.. apakah mi instan itu cukup memenuhi kebutuhan gizi kami ?
Maka terpujilah ia, nasi kotak bersayap  malaikat.

Maaf salah fokus.
Ya, jadi.. demikianlah catatan hati seorang maba yang dapat saya sampaikan.
Apabila ada salah kata, mohon dimaafkan..

Sekian dari saya,
Wassalam.

Hidup mahasiswa !
Hidup FPIK !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...