Mulai dari kecupan sebelum berpisah lalu bisikan "hati-hati ya" kemudian tersadar aku sedang berjalan sendiri menuju angkutan kota.
Hidup itu seperti menyadari tanganku tak lagi menggandeng ketika menyeberang jalan, bibirku tak lagi cemberut jika dipaksa mandi pagi, dan mataku tak lagi berbinar jika diajak berjalan menembus hawa dingin malang pada malam hari.
Dan ketika aku meringkuk kedinginan dikamar, sejauh mata memandang aku tidak menemukan orang yang bisa kuajak bicara. Aku sendirian. Sepanjang hari.
Tidak ada lagi yang memaksaku makan, tidak ada yang menyuruhku ini itu.
Aku nonton tivi, cuci baju lalu menjemurnya tanpa bising komentar ibu yang selalu menemukan sekecil apapun kesalahan dalam setiap gerakku. Bahkan di setiap helaan napasku.
Hari ketiga di tanah rantau.
Saat aku bangun pagi tadi, aku melihat ibu sibuk mengemas tas yang akan dibawanya pulang ke rumah. Kemudian kami berjalan bersama, naik angkot bersama hingga aku menyaksikannya berjalan pelan menuju peron tepat setelah pengeras suara di stasiun mengabarkan kedatangan kereta yang ditunggunya. Tanpa melambaikan tangan aku berlalu, berjalan mantap menghadapi hidup yang sebenar-benarnya.
Hey, sepi !
Untuk beberapa waktu ke depan, kumohon bersahabatlah denganku..
Tertanda,
Ayu Sepiwati Ditinggalsendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar