Motivasi Masuk FPIK ?

Jadi, motivasi saya masuk FPIK adalah...
.
.
.
.
Tidak ada motivasi.
Saya jatuh.
Terperosok.
Terjerembab dalam sebuah fakultas.

Becanda deeh  :D
Bukan itu sih.
Bukan yang terperosok juga.
Jadi gimana ?
Yang bener apa dong ?

Ngg.. apa ya ?
Coba deh, kenapa sih orang harus punya alasan atau motivasi buat menjalani sesuatu ?
Nggak bisa tulus dari hati ? Tanpa maksud lain-lain ?
Ya kenapa ?
Wajib pakai alasan ?
Lha wong, jatuh cinta aja nggak pakai alasan loh..
Saya sih orangnya absurd, kalau saya jelasin alasannya juga pasti nggak akan ngerti.
Ya tapi kalau maksa, ada sih alasannya..

Jadi gini..
Lepas dari cita-cita saya sebagai dokter, sebenarnya saya nggak tau mau jadi apa selain yang itu.
Tapi tiba-tiba saja saya terilhami untuk ambil budidaya perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Brawijaya.
Udah gitu aja.
Ya nggak ada motivasi.
Cuma ilham.
Hidayah.
Bisikan semesta.

Tapi setelah masuk FPIK, saya jadi punya motivasi doong ~(˘з˘)~ ♫
Yaa motivasi untuk berangkat magang ke Lombok sih, ke kepulauan Raja Ampat dan Bunaken juga ! (ง'̀o'́)ง


Catatan : hasil mikir sejam setelah dipaksa bikin essay berjudul 'Motivasi Masuk FPIK'. Tapi nggak jadi dipakai sih..
Takut ditendang senior.

\(¤ `Д´)┌┛)`З’)

Hey !

Hey, teman !
Maaf aku nyebelin.
Aku tau kamu sedang dalam perasaan tidak baik, akupun dalam perasaan yang sama walaupun kasusnya beda.

Pernahkah kamu merasa rindu hingga tersedu ?
Sudah dua malam aku nangis karena rindu, pikiranku buntu, hatiku beradu.
Aku nggak bilang sama kamu, nggak akan kuceritakan.
Aku biarin kamu cerita masalahmu, dan aku berusaha keras untuk membuatmu menemukan kembali lengkung tipis senyummu.
Kamu nggak bisa lihat air mataku, yang kamu lihat aku bisa jadi moodboostermu.
Sungguh pun aku senang bisa meringankan hatimu, tapi apa aku bisa terus menelantarkan hatiku ?

Hey teman !
Maaf aku egois.
Tadinya aku nggak mau kamu tau masalahku, biar kamu tetep punya tempat untuk menumpahkan kesalmu tanpa ragu.
Tapi aku nggak bisa nahan diri untuk nulis, kuharap kamu tidak membacanya sekarang, nanti saja jika perasaanmu sudah membaik.
Bagian yang nggak pernah lihat dariku, anak perempuan yang setengah mati berusaha terlihat kuat padahal dalam hening malam aku cengeng.
Aku tetap anak perempuan biasa, yang bisa nangis.

Ya aku tau, nangis aja nggak menyelesaikan masalah tapi setidaknya aku dapat sedikit rasa lega, dan kamu dapat seorang teman yang bisa kamu mintai saran.

Hidup.

Mulai dari kecupan sebelum berpisah lalu bisikan "hati-hati ya" kemudian tersadar aku sedang berjalan sendiri menuju angkutan kota.
Hidup itu seperti menyadari tanganku tak lagi menggandeng ketika menyeberang jalan, bibirku tak lagi cemberut jika dipaksa mandi pagi, dan mataku tak lagi berbinar jika diajak berjalan menembus hawa dingin malang pada malam hari.
Dan ketika aku meringkuk kedinginan dikamar, sejauh mata memandang aku tidak menemukan orang yang bisa kuajak bicara. Aku sendirian. Sepanjang hari.
Tidak ada lagi yang memaksaku makan, tidak ada yang menyuruhku ini itu.
Aku nonton tivi, cuci baju lalu menjemurnya tanpa bising komentar ibu yang selalu menemukan sekecil apapun kesalahan dalam setiap gerakku. Bahkan di setiap helaan napasku.

Hari ketiga di tanah rantau.
Saat aku bangun pagi tadi, aku melihat ibu sibuk mengemas tas yang akan dibawanya pulang ke rumah. Kemudian kami berjalan bersama, naik angkot bersama hingga aku menyaksikannya berjalan pelan menuju peron tepat setelah pengeras suara di stasiun mengabarkan kedatangan kereta yang ditunggunya. Tanpa melambaikan tangan aku berlalu, berjalan mantap menghadapi hidup yang sebenar-benarnya.

Hey, sepi !
Untuk beberapa waktu ke depan, kumohon bersahabatlah denganku..

Tertanda,
Ayu Sepiwati Ditinggalsendiri.

Cewek-cewek kece.

Cewek itu semuanya sama. Sama ribetnya, apa-apa pakai perasaan. Semua dikomentarin, dikit-dikit khawatir.

Nggak kok.
Maksudku nggak semua cewek gitu.
Ya mayoritas sih.
Oke. Iya. Aku termasuk yang banyak khawatir dan mikir pakai perasaan sih.

Luar biasa ya..
Abis nonton The Raid aku langsung mikir loh.. gimana si cowok-cowok ini bisa akur sama ceweknya kalau kerjaannya aja penuh resiko gini.
Ribet ga tuh ?
Cewek kan rewel ya.. dan bakat ngatur-ngatur hidup orang sih.. hidup pacarnya maksudku.
Muring ga tuh kalau pacarnya atau suaminya pergi lama buat investigasi yang membahayakan nyawanya sendiri.
Kebayang kan ya, kalau cewek manja bin ribet punya pacar macam Iko Uwais gitu.. pas lagi pamitan mau pergi kerja atau ada urusan darurat ceweknya malah drama, dan ngatur-ngatur biar si Iko kaga jadi berangkat kerja. Beuh..
Abis gitu segala ngomel marah-marah nambahin beban pikiran orang yang mau berangkat ke medan perang aja.

Ya kalau aku mah ga tega ngomelin gitu.
Baik-baik didoain biar pulang selamat.
Namanya juga cowok, yakali cowok mau nurutin dramanya cewek.. aku sih pesimis.
Sepengetahuanku aja nih, cowok itu lebih sayang ama kerjaan atau hobinya daripada cewek yang bawel dan drama.
Itu menurutku sih.
Gatau lagi deh kalau kenyataannya beda.

Jadi ya keren aja kalau cewek bisa dewasa dan ga drama.
Macam sederet nama mantan ibu negara yang kece abis karena selain pintar mereka juga punya sentuhan ajaib untuk mendidik anak-anak juga menjaga 'rumah' para mantan presiden ini tetap nyaman dan jauh dari segala hiruk pikuk macam-macam tuntutan.
Nggak semua orang bisa sesabar ibu Ani Yudhoyono, (almh) ibu Hasri Ainun Habibie, atau bahkan (almh) ibu Fatmawati dalam mendampingi setiap langkah suaminya.
Aku sendiri kagum sama beliau-beliau ini, karena selain kesabaran mereka mendampingi suaminya hingga menjadi orang besar di negeri ini, beliau juga menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga mereka. Mau orang sehebat Soekarno juga kan kalau pulang ke rumah dia cuma lelaki biasa, yang bisa ketawa liat tingkah anaknya, yang makannya juga sambel teri bikinan istri.
Punya suami cerdas pun banyak digemari lawan jenis, seorang pekerja keras dan kerjanya penuh resiko, kalau cewek ribet mah bubar jalan. Laki pulang bukannya dibikinin sambel teri malah diomelin. Meh..

Ehiya balik lagi ke The Raid tadi..
Iya, jadi kalau mati itu kan pasti ya.. tinggal kitanya aja milih 'cara'nya gimana ? Mau mati sia-sia atau mati terhormat ?
Cowok kalau kerjanya beresiko, jangan dihalangi, jangan dipaksa berhenti, jangan diomelin, dukung dan kasi tau kalau kamu sayang dia, ya biar semangat aja perangnya.. biar dia tau ada yang mengharapkannya pulang dengan selamat.
Jangan lupa di doakan juga..syukur-syukur kalau pulang selamat, atau kalau nggak selamat kan paling tidak dianya mati terhormat.

Ya gitu.. pokoknya intinya nggak semua cewek ribet.
Khawatir itu wajar, cewek kan indera perasanya lebih aktif, feelingnya kuat.
Ya tinggal gimana si cewek itu mengahadapi perasaannya..
Ada yang hobinya muring-muring, ada juga yang kalem aja.
Nah yang kalem ini bisa banget kalau dipasangkan sama pekerja keras yang banyak sibuknya, nantinya bisa makin sukses karena mendapat dukungan penuh bukan omelan melulu.
Gitu.

Tentang Perempuan yang Meninggalkan Rumah

Tentang perempuan yang meninggalkan rumah.

Aku duduk bersila di depan kardus cokelat yang berisi penuh pakaian, bertumpuk hingga menggunung keluar. Dahiku mengerut menyadari semua ini belum seluruhnya. Aku merunut semua kebutuhan anak perantauan, kurasa yang ada di hadapanku ini jauh sekali dari pernyataan sikap siap hidup merantau. Masih banyak celana panjang, jaket dan sepatu. Juga segala macam tetek bengek lainnya yang belum masuk perhitungan.

Aku : Koper aja lah ma..
Mama : bawa kardus itu lebih simpel. Kalau naik angkot bisa dipangku.
Aku : Tapi ini nggak cukup ma..
Mama : Bawa yang penting aja. Jangan semua dibawa.. kayak orang mau pindahan aja.

...

Tapi aku memang mau pindah, ma
Kalimat itu hampir meluncur dari mulutku, walaupun akhirnya kuurungkan.
Aku khawatir itu akan menyakiti hatinya.

Aku melipat kakiku di depan dada, menempelkan hidungku ke lutut. Mataku memaku pada kardus cokelat dengan baju yang menumpuk dua kali lebih tinggi dari kardus itu sendiri. Aku membayangkan benda lain yang belum kusiapkan untuk dikemas, mungkin akan jadi tiga atau empat kardus ditambah ransel penuh di punggung. Ngeriku membayangkan akan berjalan jauh dari muka gang menuju kosku yang lumayan jauh dengan bawaan sebanyak itu. Belum lagi dari rumah menuju jalan raya untuk mencari angkot. Lalu dari pemberhentian angkot menuju stasiun, stasiun menuju peron, lalu gerbong menuju gerbong. Ampun gusti, badanku bisa rontok.. ya untuk kondisi ini, agaknya koper terdengar seperti sebuah solusi buatku. Tinggal geret saja, tidak perlu angkat berat.

Aku berpikir kembali, tentang apa yang harus dibawa anak perempuan ketika meninggalkan rumah. Baju ? Celana ? Kerudung ? Setrika ? Sendal ? Alat sholat ? Sepatu ? Panci ? Piring ? Gelas ? Sendok ? Terlalu banyak. Padahal aku sudah cukup banyak mengalah untuk tidak membawa perabot yang bisa di beli di sana.. seperti bak cuci, hanger, sapu, detergen, sabun mandi, dan segala macam printilan anak kos. Aku bisa excited sekali menyiapkan kepindahanku, jika saja mama tidak ngomel mengomentari keribetanku mengemas barang.. ya, mama ahlinya mematahkan hatiku.

Tentang perempuan yang meninggalkan rumah.
Mungkin aku terlalu antusias dengan migrasi sederhanaku. Aku tidak banyak berpikir tentang perasaan orang-orang yang kutinggalkan disini, dan yaa aku tau mereka akan baik-baik saja tanpa aku. Yang sering kali kudengar, dengan atau tanpa kehadiranku tidak akan ada bedanya. Itu artinya, keberadaanku tak ada pengaruhnya buat mereka. Miris. Tapi kabar baiknya, tidak akan terlalu berat untuk melangkah pergi. Sementara masih begitu.

Setidaknya sampai aku menyadari mamaku makin posesif, dan sensitif terhadap persoalan kecil. Padahal beban itu aku yang bawa, tapi mama mengulik terus banyak barang yang kubawa. Seolah-olah salahku semua, banyak yang kubawa hanya akan semakin memperjelas adegan-kayak-orang-mau-minggat. Yang benar saja, aku ini mau pindah bukan sekedar numpang menginap.. kesimpulannya ternyata mama nggak pernah siap melepasku pergi.

Aku bisa ngerti. Belasan tahun aku dalam penjagaannya, bocah perempuan yang dibentuk sesuai inginnya. Dijaganya benar-benar dari pengaruh dunia luar. Sampai terasa hasilnya, duniaku sempit, temanku sedikit dan aku tidak terbiasa bergaul dengan keramaian. Hidupku sesederhana rumah menuju sekolah dan sekolah menuju rumah. Aku tidak hidup diluar itu. Kalian boleh tidak percaya, tapi aku tidak punya bakat apapun karena setiap gerakku dibatasi. Mama melakukan semua yang terbaik untukku sampai aku tidak tau bagaimana harus berbuat yang terbaik dengan tanganku sendiri..

Aku tidak pernah menolak apapun permintaan mama, kecuali satu hal. Menetap di Surabaya. Aku bisa maklum kalau mamaku muring dengan pendirianku yang super ngeyel untuk meninggalkan rumah. Segala macam kemungkinan berubah jadi tuduhan. Mama kehilangan bocah kecil yang bisa diaturnya, aku disangka ingin cari bebas. Dibilang bosan jadi anak pingit. Padahal bukan itu maksudku, sayangnya kami tidak sepaham jadi sulit sekali untuk mama menerima alasan dan mengartikan maksudku. Ya, seandainya saja mama tau yang kumau..

Bukan kebebasan yang kucari. Kalau memang aku bisa bebas, lantas apa ? Itu bagian dari kehidupan. Tapi bukan itu tujuannya.. aku cuma mau melakukan sesuatu yang berguna untuk diriku sendiri. Aku bukan anak perempuan satu-satunya yang manja dan tidak bisa apa-apa. Aku mau menggali bakat mandiri, yang kuyakini ada tapi terpendam keragu-raguan mama.

Hai, ma !
Kalau delapan belas tahun belum cukup untuk membuat mama yakin aku sudah bisa hidup mandiri, berilah 4 tahun saja untukku menguji semua yang mama ajarkan kepadaku. Jangan terlalu khawatir, aku sudah besar, sudah bisa jaga diri.. dan tolong jangan perlakukan aku layaknya bocah kemudian meremehkanku, yaa.. selayaknya bocah. Kalau begitu terus lalu kapan aku boleh jadi dewasa dan dianggap sudah cukup dewasa

Peluk cium,
Bocah perempuanmu yang akan meninggalkan rumah.

The Raid.

Jujur aja ini film paling serem diantara sekian banyak film horor lainnya.
Ngg.. Gimana ya ?
Film horor Indonesia kaga ada yg serem.
Film horor luar negeri juga gitu.
Pada dasarnya aku sih ga takut lihat yang horor-hororan, aku baru merinding liat orang berantem.

Ralat dikit, yang berantem mas-mas.
Mas-mas Indonesia ya..

Iya, jadi aku ga pernah takut-takut banget nonton film. Bahkan film sadis luar negeri.. aku biasa aja..
Tapi untuk seorang yang baru saja tau wujudnya film The Raid, ternyata nontonin mas-mas ganteng berantem itu bikin takut ding.. akunya ga tega..
Pengen banget gitu bilang..

Pulang aja dong, mz..
Aku gamau liat kamu terluka..
Hatiku sakit melihatmu terluka, mz..

Dear mas-mas de reit..
Mas, kalian keren deh kalau berantem..
Tapi lebih keren kalau kalian ngopi cakep aja dari pada luka-luka gitu..
Memangnya ga sakit gitu ya ?
Nggak capek berantem terus ?
Pacarnya ga nyariin ?

Lagian ini sutradaranya siapa sih ? Demen banget bikin film kekerasan..
Aku nggak suka aja kalau liat mas-mas ganteng lokal saling berantem.
Aku nggak ada hati sama mereka, tapi ya pokoknya nggak suka aja kalau populasi mas-mas ganteng di negeri ini jadi berkurang gara-gara perang-perangan.
Harusnya ada ya.. undang-undang yang menyatakan bahwa mas-mas ganteng berwajah lokal ini termasuk dalam spesies yang dilindungi negara.

Itu juga mang Yayan Ruhiyan..
Kamu kalau terus-terusan nyakitin mas-mas lainnya mendingan kita musuhan ajalah..
KZL !

Random Quotes 3

Yohoo..
Aku nggak ngerti kenapa ini jadi satu kebiasaan buatku.
Tiap kali aku lagi nemu quotes, semuanya dikumpulin untuk akhirnya di post disini.
Etapi notif new blogpostku ganggu ga sih ?
Ah, gapapa.. kalau ganggu mah abaikan aja.

... iya

A good life, I wish..

I believe..

NAH LO..

gitu sih..

yes, you are.

jangan ditiru ya adek-adek..


alhamdulilaah..

ahaa, ngaku aja deeh :D

there's no exact word for love. but when you find that feel, you just know, it's love *halah*

Me, before dad complain on my weight

... ok !

ngapain, mz ?

gimana, buk ?

ora tau genah..

how fabulous am I..
oh. okay !

Udahan ya..
Aslinya masih banyak banget sih.. tapi ngepostnya bertahap aja..
Ini udah kebanyakan sih, menurutku..
Oke, bubye !

Euforia Hari Merdeka

Oi ! Gaes..
Semacam ga percaya bisa melewati seminggu kemarin..
Ada belasan lomba yang kejar tayang banget dalam jangka waktu 5 hari.
Segitu kejar tayangnya, sampai ada satu hari yang rangkap 6 lomba.
Edun kan ya ? Kebayang gak tuh capeknya kayak gimana ?
Limahari potong sehari sih.. soalnya hari selasa ada acara manten, jadi ga bisa mengadakan lomba.
Iya, acara manten yang itu.. ehm.. yang aku jadi kembar mayang *benerin poni*
Hahaha..
Ya pokoknya capek banget lah..

Aku yang tadinya anak manis yang seharian anteng dirumah, menjelma jadi perempuan malam.
Tiap hari ngatur lomba dan pulangnya selalu lewat jam 10 --"
Syukurnya mamaku tabah.. kalau ga gitu udah dipecat jadi anak dari kemarin..
Etapi ngobrol-ngobrol lomba, kemarin aku juara tangkap belut, balap karung sama kepruk air loh..
Hadiahnya ya lumayan sih, kaos polo, shampo botolan sama lotion hand&body.
Mungkin itu yang membuat mamaku mau mengijinkan aku ngurusin lomba, karena kalau aku ikut lomba ada hadiahnya.
Hehe *dikeplak mama*

Oiya, lepas dari itu semua..
Pasca lomba itu aku jadi famous di kalangan bocah-bocah.
Tiap ketemu mereka pasti pada nyengir teriak nyapa aku, ada juga sih yang langsung peluk.. ya si Bintang sama Gusti itu..
Ehiya, si Bintang berhasil menang karena tuntunan dariku pas lomba memindahkan bendera ke dalam botol.
Aku seneng banget, soalnya aku selamat dari amuk emak-emak.. hahaha..
Diomelin dikit sih sama ketua karang taruna.. gapapa deh..

Walaupun pas hari kemerdekaan akunya ketiduran sampai siang, teteup dong semangat nasionalis gak luntur..
Pokoknya hari itu aku nonton film-film perjuangan, sambil nyemil makanan khas Indonesia, cireng!
Sungguh mulia, sikap nasionalis anak muda masa kini..
┐(´_`)┌

Tadi juga gitu, pas lagi jemur cucian aku disapa sama Billa dan Zahra, dua bocah ini doyan banget lari-larian sambil teriak nyapa aku. Bahkan juga pas jadi kembar mayang, berdua ini paling heboh godain aku...

Billa, Zahra : Mbak Ayuuu !
Aku : Iyaa..
Billa : Mbak ayu kemarin kemantenan ya?
Aku : Iyaa kemarin..
Billa : Mbak Ayu jadi manten ya ?
Aku : Hohoho bukaan.. jadi kembar mayang, bukan jadi mantennya..

Ah, dasar bocah..

Pic of the Tandurans

Ngg.. soal judul diatas, aku ga menerima segala macam protes ya..
Ya walaupun nilai bahasa inggrisku ga bagus-bagus amat, aku ngerti kok bahasa inggrisnya tanduran.. cuma emang sengaja dibikin gitu..
Ohya, bagi yang belum tau apa itu tanduran, itu artinya tanaman dalam bahasa jawa yaa..
Ini aku lagi-lagi kumat iseng jepret-jepret taneman di kebon samping rumah, ya biasalah sambil nungguin baju diproses sama sang mesin cuci.

kamboja, adenium.

at-tiin

kamboja, adenium.

anggreknya cantik, kalau kelopaknya bersih..

anggrek bulan

detail pakis anggrek yang diatas ya...

pohon palm,

ini detail yang diatas.

pakisnya anggrek, detail yang atas tadi hehe

pot anggrek, masa bodo sama bentuknya, fokus sama tekstur ya

ini taneman purba namanya sawiyah,  seumuran dinosaurus lah..

kalau pot ini belum setua dinosaurus, tapi udah keropos.

mawar air, butiran airnya favorit banget..

abaikan gombalnya, fokus teksturnya bagus.

jujur aja sekian lama punya taneman ini, aku ga ngerti namanya..

Beberapa foto emang rada ga jelas objeknya apa, tapi emang sengaja aku fokus ke tekstur..
Sebenernya masih banyak banget sih fotonya, tapi kalau upload semua jadi lemot loadingnya.
Ah, lagian jelek ini.. aku bisa apa, cuma iseng motret pakai kamera pocket kok..
Ya buat ngisi waktu kosong aja daripada bosen,
Daripada ruwet mikirin tugas ospek, hehe yakaaan ?
Iya aja deh.

Yaudah, bubye!

Fiksi !

" Kenapa nggak di minum ?"
" Aku nggak minum kopi. Kamu yang suka kopi, bukan aku "
" Bukannya kamu selalu minum kopi kalau bersamaku ?"
" Itu dulu, waktu aku untuk kamu. Tapi setelah kamu pergi, ternyata aku nggak bisa minum kopi sendirian. Terlalu pekat, terlalu pahit. Jadi aku berhenti meminumnya. "
" Maaf karena aku harus menarik diri beberapa saat, Re.. "
" Gapapa, aku nggak menginginkan kamu kembali, seperti aku juga tidak menginginkan kopi itu untukku lagi. "

Aku merapatkan mantelku, malam makin larut dan udara makin meniupkan hawa beku diantara aku dengannya. Ini kali ketiga Saka mengajakku duduk di angkringan sederhana di jantung kota Jogja. Pertemuan ketiga setelah jeda yang teramat lama hingga sadar rongga hatiku kian berdebu. Seperti biasa, dia selalu memesankan segelas kopi yang sama dengan yang diminumnya untukku, bedanya kali ini aku menolak untuk meminumnya. Dia hanya menatapku sebentar lalu menghela napas dalam. Suasana berubah kaku
.
Bahuku semakin berat memandang lelaki yang duduk di samping kananku. Aku tidak percaya bisa berkata sedingin itu padanya setelah ajakannya ngopi bersama. Setelah sewindu rinduku tak berujung temu. Setelah semua tanda tanya dan sosoknya yang kurindukan itu menjelma jadi bunga tidur. Sulit dipercaya, setelah semua kecewa dan rasa takut sendirian karena dia, aku menolak untuk mencair, aku sudah bertumbuh jadi lebih tegas dan dingin. Aku pernah sangat merindukannya, pernah juga mengikhlaskan dia untuk tak kembali.

Aku menoleh ke arahnya, dia tetap diam tak bergeming. Aku tidak tau harus bahagia atau menyesal melihatnya kembali di depan mataku. Aku lelah menyeret langkah untuk berpindah, aku bosan saat dia datang di mimpiku lalu menyisakan kecewa di awal terbukanya mata karena menyadari ini semua semu, dan seharusnya aku berhenti merindukan keberadaannya. Aku lelah berusaha tidak mengingatnya, aku hanya ingin bahagia karenanya lagi. Tapi aku terlalu takut untuk membiarkannya mengambil tempat paling spesial di rongga hatiku karna suatu hari dia pasti pergi lagi dan membuatku susah payah berusaha melupakannya lagi. Untuk kesekian kali.

" Kamu berubah, Re.. "
" Justru ini aku, Saka.. aku pernah berubah, dulu waktu mencintai kamu. Aku berubah menjadi bukan diriku, aku berusaha menyukai yang kamu suka, meminum yang juga kamu minum. Sampai aku sadar, ini semua nggak ada artinya.."

Malam makin larut, aku mengalihkan pandanganku pada tiga lelaki kurus ceking yang sedang ngamen di angkringan tempat kami duduk lesehan, seniman jalan ini selalu menarik perhatianku dengan sikap sopan dan kreatifitas mereka dalam menciptakan lagu. Aku merapatkan mantelku sekali lagi, melipat kedua kaki di depan dada. Hawa dingin sudah merasuk hingga ke tulang-tulangku, aku memesan segelas wedang uwuh.

" Buk, wedang uwuh satu ya"
" Dua, buk.. " Saka menyela.
" Kopimu belum habis. "
" Aku nggak minum kopi, terlalu pekat, terlalu pahit untuk dinikmati bersamamu. Aku mau yang ringan dan menghangatkan saja, kayak kamu "

Aku tergelak menyadari peminum segala jenis kopi sekaligus pecandu kafein ini tidak menghabiskan minuman favoritnya. Makin terkagetku mengartikan apa yang baru saja dikatakannya. Entah apa yang dimaksudnya.

Jangan bicara seperti itu, lelaki ! Aku tidak ingin merindukanmu lagi saat kamu hilang nanti..
Aku menunduk, menyembunyikan binar. Lagi-lagi aku mencair..

Ini buat dedek-yang-suka-bilang-enak-banget-aku-liburnya

" Mbak Ayu enak yaa.. liburnya lama "

Adek kelas yang bilang gitu..
Dia belum tau aja, kalau libur lama juga bikin stress.
Maklum lah ya, dia belum mengalami..

Nanti deh, kalau udah kelas tiga.
Kayak aku nih..
Ada masanya kamu bener-bener nggak punya hari libur, karena setiap waktu yang kamu punya ya buat belajar.
Bangun tidur, sengaja jam 3 buat tahajud trus belajar, abis gitu berangkat sekolah, istirahat pun nggak kepikiran jajan karena dihantui perasaan harus belajar, pulang sekolah pengen makan terus tidur malah kepikiran belajar, mau cuci piring kepikiran pengen belajar, mau nyapu buru-buru harus belajar, udah belajar dari lepas magrib sampai lewat tengah malem pun mata sepet pengen tidur tapi hati nggak tenang ninggalin buku.
Rasanya 24 jam sehari itu nggak pernah cukup, pengen nangis aja tiap udah tiduran di kolong tapi mata nggak bisa merem karena kepikiran belajar teruus. Tapi kalau dipaksa melek pun resikonya besok pagi bisa ngantuk.
Bahkan hari libur, setiap mata terbuka, semua pekerjaan rumah pengen diselesaikan buru-buru supaya bisa ngerjain banyak latihan soal.
Makin deket hari ujian malah makin stress, bahkan tidur pun nggak pernah rela..
Sebanyak apapun aku belajar, rasanya adaa aja yang kurang, kurang paham ini itu dan lain-lain..
Dari situ aku merasa hidupku rada nggak normal.
Aku mungkin ketakutan atau juga berlebihan..
Tapi aku bener-bener nggak bisa mikir apapun dan nggak bisa merasakan apapun kecuali mikir pelajaran dan merasa pengen belajar, dan takut nggak bisa ngerjain soal ujian.
Simpelnya, aku dibuat mati rasa gitu aja..
Bahkan waktu istighosah menjelang UN aku udah nggak bisa nangis, malahan pilek.
Penginderaanku juga nggak sehat..
Airmataku nggak keluar, tapi tiba-tiba hidung beler. Ini udah gak wajar lagi.

Saking banyaknya belajar, dan saking stressnya pengen belajar menjelang dan selama UN, pasca ujian aku malah phobia buku.
Setiap kali diajak ke perpustakan sama temen, aku nggak sentuh buku. Aku lihat majalah. I told you, 'cuma lihat' ya..
Aku nggak mau baca tulisan-tulisannya, karena liat tulisan aja kepalaku mendadak pening.
Mataku pun menolak untuk menyusuri kata per kata dalam bacaan.
Walhasil aku cuma bisa liatin gambar di majalah aja, daripada bengong kan ya ? Ntar malah kesambet. Makin bahaya.
Agak aneh sih.. seorang Ayu yang maniak baca, tiba-tiba muak banget sama buku, dan nggak mau baca. Nggak mau banget.

Ya intinya kelar ujian itu aku udah merdeka.
Aku bebas aja nggak masuk sekolah.
Toh juga disekolah nggak tau mau ngapain..
Jadi mulai hari itu libur panjangku resmi dimulai..
Satu bulan pertama masih ada sisa-sisa stress UN ditambah stress pasca UN, dengan beban pikiran baru yaituu pengumuman UN dan pengumuman SNMPTN..
Sampai akhirnya semua pengumuman udah lewat, aku lumayan lega, sisanya muak.

Kebayang ga sih berapa lama jarak antara UN menuju pengumuman itu ? Selama itu pula aku berada di dalam kurungan berjudul rumah. Bersama semua beban pikiran yang berotasi konstan di kepala. Ya aku nggak pergi kemana-mana dan nggak ketemu siapa-siapa. Aku stress dan aku nggak punya tempat untuk pergi atau memberi sedikit jeda untuk semua masalah di tempurung kepalaku. Aku ada dirumah, cuma diam tapi kepalaku terbakar, berasap. Aku capek nganggur dan banyak mikir sampai aku jadi sakit-sakitan.
Aku butuh piknik..

Terlepas dari semua masalah itu, libur panjang tetap saja memuakkan. Serius.
Walaupun aku anaknya pemalas, tetep aja cyiin.. kalau kelamaan nganggur juga kan aku bisa mati karena bosan.
Sebenci-bencinya kamu sama sekolah, semuak-muaknya kamu sama tugas, kelak jika libur panjang itu datang pastilah rindu juga terhadap tugas.
Hubungan anak manusia sama tugas itu ya wis kayak hubungan ibu ke anaknya gitu, kalau ada bawaannya ngomeel terus, giliran ga ada malah kangen.
Serius ini..
Aku mah anaknya nggak bisa banget disuruh nganggur lama-lama. Pikiran kacau, badan juga jadi gampang sakit, pokoknya nggak enak lah..
Aku sih mendingan punya tugas banyak sampai gak tidur dari pada gak tidur karena stress nganggur. Gitu.

Ayo sini siapa lagi yang mau bilang libur panjang itu enak, biar tak dongengi rasanya libur 4 bulan.
Libur yang bener-bener libur cuma di rumah aja..
Kalau kamu kuat mah aku salut.
Aku sih bawaannya udah pengen muring aja, saking sumpeknya jadi pengangguran.

Gaes,
Pokoknya ya.. libur itu enak asal takarannya pas.
Kalau kebanyakan libur ya eneg sih..

Untuk dedek-dedek yang bilang liburku enak.

Salam manis
Dari aku, mbakmu yang sedang bosan.

Ciyee.. kembar mayang nih yee..

Alohaa..
Egini, jadi aku mau cerita lagi nih..
Kemarin kan aku jadi kembar mayang (pager ayu) di nikahannya tetangga sebelah rumah gitu ya..
Aku lumayan excited sih, soalnya kan aku emang belum pernah jadi kembar mayang.
Jadi ya ini kayak hasil dari penantianku selama delapan belas tahun coy.. delapan belas tahun.
Hahahaha, lebay buanget sumpah..
Tapi seriusan deh, tiap ada nikahan saudara, aku selalu nanya ke mamaku "kira-kira butuh kembar mayang ga ya ?" sayangnya kembar mayang selalu udah disediakan dari pihak pengantin perempuan. Lah aku kan keluarganya pengantin pria. Aku rapopo..

Dari nunggu-nunggu lucu sampai akhirnya cuek-cuek bebek, datanglah tawaran itu..
kronologisnya gini...

Pagi hari Senin, 11 Agustus 2014
Aku lagi bobok cantik di bawah kolong tiba-tiba mamaku ikutan nyusup ke kolong sambil bisikin aku gini ...
Mama : Yu, tadi kamu ditembak..
Aku : *masih merem* *kaget* mati aku! ini siapa yang nembak aku pagi-pagi ? mama juga ngapain mainan hapeku (dalam hati)
Mama : Yu !
Aku : Ha ? (masih belum sadar)
Mama : Kamu ditembak dhe Yul, jadi kembar mayang sama jogo tumbang
Aku : Joko tumbang itu siapa ma ?
Mama : Tangio ndul ! JOGO TUMBANG !!!

Ya pokoknya gitu awalnya, trus akhirnya aku bangun, ngerjain tugas ospek tapi akhirnya ketiduran lagi sih..
Malemnya sebelum hari H, aku menyadari pipiku tembem sebelah. Aku panik dong..
Aku nanya mama, kata mama gusiku bengkak.
Ah, sial.. ini pasti mukaku aneh banget difoto..
Akhirnya aku browsing internet cara mengempeskan gusi bengkak, daan salah satu jawaban yang kudapat adalah berkumur air garam hangat..
Kucobalah itu saran, tapi saking semangatnya pengen kempesin bengkak, air garam yang kupakai kumur itu masih panas meen.. ( ._.)

Pagi harinya bengkakku belum kempes, mau gimana lagi ? udah usaha ini..
Nah pas dirias, aku kenalan sama kembar mayang Fia. Dia sepupunya pengantin perempuan.
Ya ceritanya sih si Fia ini harusnya sama Denis, tapi berhubung Denis nggak bisa dihubungi, akhirnya dipilihlah aku jadi penggantinya. Gitu.

ketauan kaan aku yang mana ? kalau ga nemu, cari aja yg dagunya lancip.

kok gendut ya ? :|

rindang, aku, fia

itu jemurannya mamaku *salah fokus*
yang kiri itu anaknya loh gaes, jangan salah paham ya..


Jadi gitu..
Ohya, si Rindang itu anak SMK kelas 2, abangnya dia jadi kembar mayang (pager bagus) pasanganku waktu temu manten.
Nah yang jadi pasangannya Fia adalah anak karang taruna kampung ini, lucu sih.. yamasa Fia cerita ke aku kalau si Sofyan itu gemeteran pas tuker kembang mayang sama Fia.
Ehiya, aku sama Fia cepet banget akrab. mungkin karena sama-sama MABA makanya nyambung. Ngobrolnya pun ngalir aja gitu..

Eyaudah sih, sekian dulu yaak.
Bubye..

A day with krucil :D

Hei Hei Hei !!
Aku mau cerita tentang kegiatan lomba hari ini *kegirangan*
Mau tau ga ?
Mau aja yaaa ?
Mau yaa ?
Pokoknya mau deh.
Titik.

Jadi gini...
Ini pengalaman pertama (dan kayaknya sih terakhir) aku jadi anggota karang taruna dan mengawal jalannya lomba..
Aku kan anak goa, jaraang banget keluar rumah, jadi seringnya ga hapal sama tetangga sendiri, tapi karena kemungkinan tahun depan aku udah ga disini, jadi ikut deeh.. walaupun malu-malu gituu..
Yaa awalnya bete bangeet berhadapan sama bapak-bapak gendut yang suka asal perintah ganti jadwal yang udah disusun rapih sama tim karang taruna..
Tapi sampai pada hari ini....
.
.
Hmm... *tarik napas* *meredam bahagia*
.
.
.
Ngatur bocah-bocah kecil ini capek tapi nyenengin banget, karena yg ikut lomba ini bener-bener krucil yang nggak bisa diem.
Dan kayaknya, seumur hidup, baru hari ini rahangku pegel karena senyum terus.
Selama lomba aku makin terbiasa menghadapi krucil dari yang paling riwil sampai yang ga keluar suara samasekali.
Sebagian dari mereka masih malu-malu, tapi ada loh yang manis banget..
Namanya Gusti, mungkin masih kelas TK B.
Anaknya ganteng banget dan sangat menyenangkan, padahal aku nggak pernah ketemu dia sebelumnya, tapi Gusti ini asyik aja becanda sama aku.
Dia juga satu-satunya bocah laki-laki yang pelukin aku dari belakang, mungkin saking gemesnya..
Yaa walaupun aku ga bisa peluk balik sih.. karena dia cuma setinggi pahaku..

A : Kamu namanya siapa ? *jongkok*
B : Bintang ?
A : Nama lengkapnya apa ?
B : Bintang kecil
A : *dipeluk bintang* *erat banget* *terharu* Bintang udah sekolah ?
B : Udah TK kelas nol kecil
A : Pinteer *two thumbs up*

Kalau Bintang ini adiknya Gusti..
Mungkin selisih umurnya cuma setahun, karena postur mereka hampir sama, cuma beda karena Bintang lebih gendut..
Bintang ini ga kalah lucu dari abangnya..
Dia hobi banget ndusel di kakiku, kadang pelukin aku dari samping (sayangnya dia cuma setinggi pahaku), trus kalau diajak duduk dia suka gelayutan di kakiku (mungkin empuk..)
Dan kalau aku lagi capek banget ngatur temen-temennya, dia selalu senyum ke aku dan bikin aku nggak nahan buat ikutan senyum juga..   
Ah, aku kakak karang taruna yang mudah digoda anak kecil..
Apalagi kalau Gusti yang senyum, aku lemah..

Aku terlalu lama jadi manusia goa, sampai nggak sadar kalau aku punya dua tetangga yang super duper menggemaskan..
Biasanya anak kecil kan susah diuyel-uyel orang asing, tapi mereka berdua ini malah suka nduselin aku dengan polahnya yang  lucu kronis.
Baru sehari sama mereka, aku langsung sayang aja gitu ya..
Seandainya saja Gusti sama Bintang ini boleh dibawa pulang.. yaa seandainya..

Gaes ?
Aku mah anaknya pemalu..
Walaupun suka gemes sama anak kecil, aku ga jago ngemong, aku bisanya ngajarin nulis sama mewarnai..
Dan kebanyakan anak kecil bisa langsung suka sama aku kalau diiming-imingi krayon sama buku.
Tapi dua anak ini beda, mereka bikin aku bisa cepat mengakrabi mereka tanpa krayon atau alat tulis apapun..
They're really loveable..
Gusti sama Bintang juga belum pernah menang, tapi mereka asik aja dan tetap antusias ikut lomba-lomba lainnya..
Gimanapun aku gemes dong.. rasanya pengen curang bantuin mereka, biar menang..
Tapi takut dikeplak emak-emaknya peserta lain..

Ya gitu..
Aku baru sampai rumah tapi udah buru-buru pengen ketemu mereka lagi..
Ga sabar pengen pelukin dan dipeluk Bintang-Gusti..
Sayangnya baru bisa ketemu hari Rabu..
Hm..

Minggu, 10 agustus 2014. 23.36
Ditulis dengan senyum tanpa jeda.

Teruntuk Teman Baru..

Hai, kak !
Mungkin sapaku asing buatmu, ya aku hanya anak perempuan 18 tahun yang menghabiskan banyak waktu untuk berkicau di web blogger ini.
Ya, memang bukan informasi yang penting untuk diketahui.
Tapi, hai! anggaplah ini salam perkenalanku..
Sedikit aneh, tapi lama-lama kamu akan maklum dengan sifat asliku.

Jadi gini...
Satu malam ketika mataku enggan terpejam (seperti biasa) aku iseng blogwalking, mengetik beberapa kata secara random di mesin pencari google. Aku lupa aku mengetik apa, yang kuingat kata atau kalimat itu membawaku langsung pada ceritamu tentang Rundung.

Rundung, dia mengingatkanku pada seseorang, yang sudah jauh sekali tidak ingin kuingat lagi.
Bukan hal penting juga untuk kubagi disini tentang siapa yang kuingat seketika saat membaca karakter Rundung.
Seperti yang kamu tulis dalam ceritamu, Farah, yang tidak memiliki Rundung secara harfiah.
Seperti itu juga aku, tidak ada yang dijanjikan untuk sebuah kebersamaan, kelak perpisahan akan memaksa kita untuk ikhlas. Dan mengikhlaskan sisa-sisa keikhlasan, yang gagal diikhlaskan.
Ah, ini semacam tidak adil. Aku merasa seperti aku yang ada di dalam cerita, membuatku seperti membaca ke dalam diriku tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada hatiku.
Persis seperti Farah, aku juga suka hujan, Payung Teduh, dan suka menulis sesuatu tanpa pernah menyampaikannya pada yang dituju.
Mungkin ini kebetulan.
Kebetulan yang maha kebetulan.

Hai kak !
Lupakan soal curhatanku tadi, sebenarnya setelah selesai membaca cerita itu, aku sempat menaruh curiga bahwa yang sedang kautulis itu based on true story. Makanya kulanjutkan stalking beberapa post yang lebih lawas.
Aku masih dengan kecurigaanku, walaupun akhirnya kutepis karna aku tidak mengenalmu, aku tidak tau apa-apa dan bukan tugasku untuk langsung menjudge kisah cinta seseorang hanya berdasarkan cerita yang ditulisnya.
Sebenarnya aku tidak cukup kepo untuk ambil bagian dalam kehidupan pribadi orang lain, mau cerita nyata atau fiksi, asal aku suka ya baca saja.
Lagipula, aku lebih suka mengenal orang dari kalimat-kalimat tertulis dibanding bertemu langsung dan ngobrol. Aku bukan ahlinya bicara pada orang baru, aku bisa gugup sampai bibirku bergetar saat bicara.
Malam itu aku berhenti membaca blogmu sekitar pukul setengah tiga, baterai ponselku hampir habis, dan aku makin larut dalam kantuk.

Hai kak !
Aku suka bahasa penuturanmu, cerita sehari-hari yang kauceritakan secara jujur dan luwes tapi tetap enak dibaca, ada unsur sastra. Seperti itu juga yang kuharap ada di setiap postingan blogku, tapi apa daya aku nggak berbakat. Aku hanya menulis untuk mengkomunikasikan isi kepalaku yang nggak lancar kukatakan.
Aku senang bisa menambah deretan web yang kuhafal untuk dikunjungi sewaktu-waktu jika sedang bosan dan kurang bahan bacaan.
Dan satu lagi, kalau aku bisa tiba-tiba akrab untuk mulai menyapamu di linimasa bukan berarti aku Juga sama menyenangkannya jika di dunia nyata. Tidak. Kalau aku ditemui di dunia nyata, mungkin akan lebih terlihat seperti bocah perempuan berwajah judes yang nggak bakal angkat bicara jika tidak diajak bicara. Aku benar-benar tidak menyenangkan (-_-)

Ohya, sekian dulu salam perkenalan dariku..
Salam perkenalan yang lebih mirip curhat terbuka sih (._. )
Ah, jadi pengen malu..
Macam apa pula aku ini ?!
Yasudah sekian dari saya, dan maaf jika nampak aneh..
Percayalah post ini setulus ajakan minum teh bersama, dari anak perempuan yang tidak akan bisa kau ajak pergi minum teh..

Makin ngelantur ya ?
Udah ah, sekian dan terima kasih.

Salam manis,
adek Ayu yang baik hati dan menggemaskan (?)

nb : semoga sesegera mungkin aku bisa membaca lengkap, cerita si Rundung ya :D

Pic of the Ring


Aku mana pernah sembuh dari absurd sih ?
Lagi nganggur bukannya bikin bussines plan buat ospek, malah foto-fotoin cincin.
Obsesi terpendam hehe..
Ya gitu deh, aku kan pengen banget jadi fotografer.
Atau yaa sekedar pengen bisa motret bagus aja..
Sayangnya keterbatasan dana bikin aku gagal beli kamera profesional..
Yauda.. akhirnya aku nyerah aja dan lebih milih main blog daripada main kamera..
Toh sama-sama hobi :)
Ini nih hasil kelakuan randomku malam ini..

ini hasil aslinya, belum diedit.

ini setelah diedit


ini juga sudah diedit, hasilnya ga beda jauh sama gambar asli. efek hitam putihnya cuma menyamarkan warna merah di tengah ukiran mahkotanya.

gambar asli.

hasil edit, jelek sih..

ini juga hasil edit.

asli, fokusnya lumayan bagus untuk ukuran kamera-tidak-profesional

edit, hasilnya baguss..

ini lucu banget hehe

ohya, itu sandal jepit sky way.. FYI aja sih..
Pernah satu hari di sebuah forum karang taruna, ada anak perempuan yang seumuran adik ketiga nanya ke aku gini..

Dia : Mbak, cincinnya bagus.. dikasih pacarnya ya ?
Aku : Ha ? bukan.. beli sendiri kok. Aku kan ga punya pacar.
Dia : Bohoong niih.. masa udah kuliah nggak punya pacar sih, mbak ?
Aku : Eh ngapain bohong ? ini aku beli sendiri, lima ribuan. Lagian aku nggak boleh pacaran yek..
Dia : Pacaran sembunyi-sembunyi aja, mbak.. Kan emang semua orang tua nggak ngebolehin pacaran, tapi banyak juga tuh yang pacaran diam-diam hahaha..
Aku : Hee.. dasar anak kecil ngajarin jelek, hih !!

Makin absurd aja hidup ini..
Yamasa, aku yang lebih tua diajarin pacaran sama anak bau kencur sih ?
... (._. )/||

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...