Dongeng Patah Hati.

Pernah lihat langit oranye secantik ini di sore yang lain ?

Pernah merasa bahagia melihat orang lain tersenyum, tanpa sedikitpun menyentuh hidupnya ?

Pernah tau rasanya jatuh cinta sendirian itu bagaimana ?

Mari bersulang cangkir kopi.
Mereguk pahitnya miniatur semesta dalam gelas kerdil yang dinamai cangkir.

Mari kita melipat kaki, duduk bersila.
Bersandar pada tiang bambu pendopo teras sambil menikmati hawa.
Langit sore ini tetap akan jadi oranye selagi aku bercerita.

Kau pasti bepikir aku sedang jatuh cinta sendirian.
Sebetulnya, belum.
Sebenarnya, aku tidak tahu.
Rasanya tak mungkin sesederhana ini..

Jadi, bagaimana bisa ?
Kau ada dalam jarakmu, berdiri di balik pintu melihatnya tertawa, kemudian senyummu terkembang.
Kau cuma bahagia saja, merasakan jantungmu melorot.
Aneh ya ? Tapi memang seperti itu rasanya..
Aku merasa tak perlu berdekatan untuk mengaguminya, jauh di tempatku berdiri, perasaan itu akan tetap sama. Biasa saja.
Aku takkan berjingkat kegirangan jika dia berada dekat, napasku tidak tercekat, semuanya normal.
Kecuali ketika kami saling bicara, rasanya sedikit berbeda.
Seperti di rumah, dia membuatku merasa semua panik teredam sempurna tanpa sisa.
Dia semenarik itu. Dan aku tetap memaksa ini bukan cinta.
Aku hanya tidak mampu memahami seringnya wajah itu berputar di kepalaku.

Hei !
Langit oranye ini takkan terulang sampai purnama berikutnya, Tuan..
Baik sekali, kau mau mendengarku meracau tentang polemik pribadi.
Kita sudah di tepian senja, aku sudah harus beranjak pergi.
Jika benar aku jatuh cinta, maka langit sore pada purnama berikutnya, kau akan dengar dongeng patah hati dariku.

Sampai jumpa, semoga kita merindukan langit oranye yang sama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...