Menulis.

Aku tak begitu suka bersuara,
Lebih suka berdiam menyusun kata, bisa menulis di kertas atau mengetik.
Banyak sekali yang kutulis, tapi tidak ada yang penting.
Tidak ada yang indah, tidak seperti tulisan mereka.
Sepertinya aku cemburu..
Tapi biar saja, memang aku tak punya bakat.
Yang kubisa hanya menyampah.
Mengotori setiap yang kosong dengan kata per kata yang kupilih.

Siapa yang peduli ?
Aku tidak butuh bakat untuk menulis.
Tulis saja, sekalipun itu tak punya nilai estetika, tak ada sangkutpaut dengan sastra.
Karena ketika kalimat tersekat ditenggorokan, dan banyak telinga jadi buntu untuk mendengarku
Aku cuma ingin menulis, 
Tidak harus dibaca, tidak mengharap untuk dimengerti.
Aku hanya butuh terus menulis untuk membuatku tetap waras.

Memang adakalanya akal menolak keinginan raga untuk menulis.
Hanya karna lelah, bosan, atau merasa penuh.
Jadi kadang aku termenung memegangi pensil dan penghapus.
Sementara ada debat yang berlangsung didalam.
Tak bisa menulis apapun, tapi juga tidak ingin meletakkan pensilnya.
Ketika itu aku sadar, sudah cukup menulis.
Aku butuh teman bicara, 
Sesuatu yang mendengar, dan bukan buku dan pensil.

Menulis,
Kubilang ini passionku.
Atau ini malah jadi kebutuhan.
Karna ini dahaga, dan menulis adalah minumannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...