Aku tidak lagi bertanya dimana letak keadilan itu, karna sakit hati ini telah begitu kental mendarah daging.
Dan kekecewaan itu juga yang menggerogoti hatiku.
Terus dan terus sampai habis.
Tapi aku tidak juga membenci kenyataan, aku tidak membenci sebab dari ini semua.
Aku hanya membenci diriku yang masih saja menangis.
Sementara tidak satu pun peduli dengan rasaku.
Sudahlah, aku benci terus menerus mengeluh dan jadi mellow.
Sudah cukup aku terbuang.
Dan rasa sakit itu jadi nggak berarti lagi.
Lupakan.
Tanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe
Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...
-
Dimotori dengan pengalaman pencarian jodoh yang cukup lama, aku akan menulis nasehat ini untuk adik-adikku yang akan menikah.Terlalu muda un...
-
Ada yang lebih sakit dari sekadar perih Ada yang lebih cacat dari sekadar parut Ada yang lebih ingin mati saja daripada menderita Kita meras...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar