Tentang shubuh itu,
Aku mendapati hatiku berserak olehnya
Si penguasa yang tak memahami arti usaha
Aku belum menyerah berbaik sangka,
Mengimani malam minggu ini menyenangkan adanya.
Semalam suntuk melipat kelopak mata.
Memejam, memaksa masuk dalam alam mimpi.
Sebelum shubuh itu,
Aku tak berpikir untuk mengumpat
Aku belum ingin mengumpat
Setelah shubuh itu,
Aku ingin rumahku, atau bagian kecil darinya,
Aku ingin makan makanan kesukaanku,
Aku tidak ingin mengumpat,
Aku butuh pelarian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe
Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...
-
Dimotori dengan pengalaman pencarian jodoh yang cukup lama, aku akan menulis nasehat ini untuk adik-adikku yang akan menikah.Terlalu muda un...
-
Ada yang lebih sakit dari sekadar perih Ada yang lebih cacat dari sekadar parut Ada yang lebih ingin mati saja daripada menderita Kita meras...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar