Aku masih dua puluh, bu.
Hampir dua puluh, tunggulah sepekan lagi.
Lalu kita akan bicara tentang kue ulang tahun mana yang kuinginkan.
Kita akan membuatnya bersama, jika sempat.
Atau kita akan melupakan perihal kue itu, seperti tahun tahun sebelumnya.
Doakan aku panjang umur agar aku bisa menagih kue ulang tahunku berikutnya.
Atau....
Doakan aku punya rejeki untuk membeli kue ulang tahunku sendiri.
Nanti pasti akan kubagi.
Bu, aku lupa bertanya di kepulanganku yang lalu..
Tentang apa yang biasa anak perempuan lakukan setelah dua puluh tahun hidupnya.
Haruskah sudah lihai menganyam ketupat?
Atau pandai mencari literatur pembanding bab empat?
Manakah yang lebih baik, mampu menghilangkan pahit daun pepaya, atau menghapal teknik budidaya?
Aku akan berusia dua puluh.
Masih dua puluh.
Masih akan menjawab "sekolah lagi" jika ditanya rencana setelah lulus kuliah.
Ntah duit siapa yang mau dipakai bayar S2
Mikirnya nanti saja, yang penting punya cita-cita.
Kita pernah berdiskusi mengenai perempuan dan kerja.
Tentang manakah yang lebih baik untuk perempuan, menjadi ibu rumah tangga atau memiliki karir.
Aku pernah mendengar pendapatmu, bahwa sebaik-baiknya wanita adalah yang merawat, menjaga dan mendidik anaknya sendiri. Hal yang kuamini benar, pada saat itu.
Sampai tahun keduaku di kota rantau, dan ibu mendengar setiap ceritaku yang nyala mengenai semangat meneruskan pendidikan. Aku mendengar ibu punya pendapat lain.
Bu, aku masih dua puluh tahun.
Hampir dua puluh tahun.
Tunggulah tiga sampai empat tahun lagi.
Lalu kita akan bicarakan tentang pria seperti apakah yang akan kudampingi.
Mau berkarir atau tidak, kupastikan lelaki itu akan mendukungku,
Kami akan duduk berdua dan bernegosiasi tentang masa depan.
Ibu tidak perlu memilihkan orang yang jarang pulang agar aku bebas berkarir,
Aku akan selalu pulang, karena aku punya rumah.
Karir bukan tujuan akhirku, aku mengidolakan ibu, bukan Susi Pudjiastuti, menteri kelautan kita.
Jangan risaukan tentang ambisiku sekolah, karir dan pendampingku kelak.
Ibu tau, aku punya pilihanku sendiri mengenai hal hal yang kujalani hingga memakan umur.
Aku baru dua puluh tahun, bu..
Hampir dua puluh, sepekan lagi.
Jika sudah umurku lewat dari seperempat abad dan aku masih belum tau apa yang baik untuk dijalani,
kita bisa bicara serius soal itu, nanti :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar