Rumah Sempurna.

Hampir seminggu menjalani bulan puasa di tanah rantau sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Bukan perkara yang berat dijalani, tapi tidak terhitung enteng pula. Intinya santai saja.

Home is where the heart is.

Satu hari kala menjalankan ibadah sholat tarawih aku merenungkan tentang esensi ramadhan yang kali ini tidak sama dengan tahun sebelumnya. Lapar dan dahaga bukan jadi soal, berbukapun bukan kemewahan. Ah, bukan karena nasi, abon dan telor asin saja.. bukan karena semua kesederhanaan ini. Lebih dari itu semua, aku juga kehilangan cita rasa tarawih itu sendiri, beserta perasaan tanpa definisi yang selalu kurasakan tiap pulang tarawih. Ntahlah yang jelas, ini berbeda.

Seorang teman menyinggung soal rumah, katanya aku merindukan ramadhan di rumahku. Apalah bedanya. Kos ini pun bermakna rumah pula buatku. Kos ini sudah kupaksakan untuk selalu jadi tempatku pulang, tidak selalu harus Surabaya. Karena ketika himpitan tugas menyerang, aku tidak mau merutuk benci karena iri pada mereka yang bisa selalu pulang ke rumahnya. Aku sudah pulang ke rumahku. Rumah yang lebih sederhana.

Jadi, apa sebenarnya definisi rumah ?

"Rumah itu himpunan dari semua rasa aman dan nyaman yang dirangkum dalam sebuah bangunan dengan luasan tertentu"

"Home is the place you rest in peace." #SalahNanya #EdisiMasihDuniaLain

"Rumah itu bangunan, tempatmu memulai cerita dan menyimpan kenangan di dalamnya."

"Rumah itu bapak, ibu, adek, sama abangku."

"Rumah itu tempat lu balik dari semuanya, dari semua rasa capek lu dan ngedapetin bahagia sesederhana tidur ditempat yang lu anggap ‘rumah’"

"Rumah itu kamu" *edisi gombal* #eaaaa #SayangnyaRumahSengketa

"Rumah itu tempat kita bisa tampil jelek dan bodo amat."              

Masih banyak lagi definisi berbeda dari perspektif yang lain.

Sebagian kecil, ada yang juga menganggap rumah sebagai neraka. Bagi mereka rumah bukan lagi jadi tujuan pulang. Di tempat lain, rumah bisa jadi impian sebuah keluarga di pinggiran jalan ibu kota. Sesederhana bangunan kotak yang disusun dari kardus bekas. Rumah juga  ada yang hanya sekedar mimpi indah bocah kecil yang tertidur di dalam gerobak atau entah dimana. Intinya, rumahmu bergantung pada makna yang kamu sematkan diantaranya.

Gimana kalau rumah sempurna? Pasti bakal lebih banyak definisi lagi.
At least, buatku rumah sempurna itu tempat yang paling dirasa tepat untuk melepas beban di pundak, melepas penat, melepas khawatir, melepas rasa takut, melepas dan redam benci, melepas penyangga dagu yang membuatnya selalu meninggi, melepas heels, melepas baju, menghapus riasan.

Rumah adalah tempat kita melepas dan meletakkan semua ditempatnya.

Karena rumah adalah tempat yang paling tepat untuk menjadi bukan siapa-siapa tapi tetap berbahagia.



Ohya, jadi kita bahas ramadhan atau bahas rumah nih? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...