Bukan tentang siapa-siapa.

Aku nggak paham sama cinta.
Aku nggak paham soal proses pelepasan neurontransmitter serotonin dan depamin secara simultan di otak atas stimuli fisik maupun mental.
Aku nggak paham.

Yang aku paham, aku suka kamu.
Sesimpel itu.

Hei kamu !
Diam-diam aku sering memperhatikanmu dari kejauhan.
Aku melihatmu bercanda, tertawa dan berjalan melewatiku.
Kemudian aku hanya bisa melihat punggungmu berjalan menjauh, meninggalkan senyum simpul di sudut bibirku.
Terus dan terus tanpa kamu tau itu menimbulkan perasaan menggelitik di hatiku.

Kau tau ?
Aku terlalu menikmati peranku sebagai secret admirer.
Membiarkan diriku mengagumimu dalam diam.
Mengamati gerak-gerikmu dari persembunyianku.
Semua detail tentangmu aku tau,
Bahkan cukup dengan melihat punggungmu saja, aku bisa mengenalimu.

Aku tidak mengerti kenapa aku bisa merasa cukup dengan begini saja,
Jatuh cinta sendirian. Tanpa merasa kamu perlu tau.
Tanpa tau apakah perasaan ini harus berbalas..
Entahlah, aku hanya merasa ingin terus sembunyi.
Menikmati jarak.
Sambil berharap kamu cukup kreatif untuk melambaikan tangan untuk sebuah sapaan ringan.
Yaa, walaupun aku sendiri ragu apakah kamu mengenalku..

Hey, mate..
I love you, don't you know ?

Sincerely,
Your secret admirer

Menuju keabadian.

Sendok berisi penuh nasi dan potongan tahu itu menggantung di udara.
Aku tidak melanjutkan makanku, terasa syak menggumuli hati seketika mendengar sebuah nama yang tak asing disebut setelah kalimat innalilahi..
Seorang guru olahraga, Drs. Mujito dikabarkan telah berpulang pagi tadi.

Napas, siapa yang tau sampai kapan kita bisa menikmatinya ?
Semua orang menghentikan aktivitasnya untuk bersama-sama mendoakan sosoknya.
Juga saya, yang sempat nglamun membayangkan seandainya beliau ada di sini pagi tadi.
Mungkin lagi-lagi saya akan berdiri diantara barisan anak-anak yang terlambat.
Lagi-lagi saya akan mendengar pertanyaan dan pernyataan yang saya hapal betul format per kata-nya.
Dan lagi-lagi saya akan tertunduk pasrah menerima hukuman sepuluh kali push up.
Ah, rasanya baru kemarin saya merasa semakin ahli memanipulasi kondisi agar saya dapat ijin masuk kelas tanpa menyetor nama di buku pelanggaran.
Maafkan saya pak, tiba-tiba saya merasa sangat bersalah.

Selamat jalan pak Mujito, semoga Tuhan memberi tempat terbaik di sisiNya..
Dunia pendidikan telah kehilangan salah satu pengajar terbaiknya.
Sekarang, tidak ada lagi sosok disiplin penegak tata tertib di sekolah, tidak akan ada lagi sosok yang berjaga di depan gerbang bersiap menutupnya ketika bel berbunyi kemudian menyambut dengus kesal siswa yang tak tepat waktu, tidak akan ada lagi sosok yang melipat tangan di dada sambil berceramah setengah marah setengahnya kecewa, tidak ada lagi hukuman jalan jongkok bagi siswa dan push up bagi siswi yang terlambat.

May you rest in peace, the most discipline teacher..
Semoga jalan menuju abadi telah dilapangkan bagi anda.

Salam hormat,
Ayu.

Aku rapopo.

Ojo nesu terus talah buk,
Aku ngerti kok aku gaiso ngatur waktu..
Akeh penggawean omah sing tak tunda soale saiki aku gampang kesel, gampang ngantuk..
Tak pentingno garap tugasku sing seabrek buk, mumpung aku durung kesel..
Aku yo kudu sinau dewe buk,
Maringene unas, aku durung siap blas.
Aku sumpek, ngelu, opo maneh lek nemu pelajaran sing aku ga ngerti blas.
Aku njaluk les yo piye ?
Aku gaiso nuntut akeh nang ibuk,
Ibuk mesti ngamuk pas aku mbahas kepingin les.

Buk,
Sakben dino aku sekolah, tugasku akeh, kudu sinau..
Aku kesel buk, tapi aku ga wadul.
Aku wes gede buk, ngerti tanggung jawab.
Lek wis tanggung jawabku yo mesti tak lakoni masio gak langsung ndang cepet.
Aku sering semoyo, garai mangkel ibuk..
Aku njaluk sepuro buk..
Ojo nesu..
Ojo nggondok..

Aku pancen akeh salahe buk,
Aku gaiso ngatur waktu, aku ga pinter, gaiso nyenengno wong tuo.
Aku koyok ngene iki bukane males, aku jungkir walik ngatur waktu gae tugas sekolah ambek tugas omah..
Ancen durung genah buk, tapi paling enggak aku wis usaha..
Buk,
Aku ga kepingin ibuk ngerti masalahku.
Masalahku ben dadi urusanku..
Tapi tulung aku ojo diamuk lek sinau, aku nelongso buk..
Aku gagal mbagi waktu sing bener..

Aku sayang ibuk, masio ibuk gak tau iso nerimo alasanku..
Masio ibuk ga tau nganggep aku bener..

Masio aku guduk prioritas, buk..
( ._.)

My cup of coffe, tonight

Seduhan kopi ini hanya tersisa duapertiga cangkir.
Aku masih tetap mengaduk, memainkan sendok.
Menikmati setiap ketukan yang berasal dari sendok yang beradu dengan dinding cangkir.

Kopinya makin kental.
Hampir sama kentalnya dengan lelahku.
Lelah yang diracik pagi untuk dituang pada malam hari.
Sesapi hitam kentalnya, sesapi aromanya.
Pahitnya tetap nikmat.
Senikmat lelah yang terbayar dengan tidur pulas diatas buku saat sedang belajar.
Walaupun jauh lebih nikmat saat kepala menempel pada bantal yang lembut.

Kopi ini sekedar aksesori.
Hanya pengandaian yang melengkapi lamunanku
Untuk sejenak melepas lelah dan mulai bercerita..
Tentang lelah.
Tentang analoginya.
Tentang kopi.
Aku terlalu lelah hingga tak sempat mempeduli rasa pahit yang terlalu dominan, tak sempat membubuhkan gula.
Iya, aku hanya tau aku ingin meminumnya segera.

Tapi aku bersyukur, kopi ini tidak bisa jadi lebih kental lagi.
Tak akan jadi lebih buruk dari ini..
Tidak lagi..
Sebab semesta pun berbaik hati membantuku menjadi sangat sibuk hingga tak punya waktu untuk menganalisa rasa.
Pahit atau manis, sama saja.
Namanya juga hidup dalam analogi secangkir kopi.
Demikian sempitnya pengandaian.
Demikian sedikit pula yang terasa.

Berkesudahan.

Aku : Lalu adakah yang akan berubah setelah ini ?
Kamu : Ga perlu dijelasin. Toh kamu sudah terbiasa dan lebih ahli dalam menghadapi perubahan.
Aku : ...

Aku menyimpan cerita itu darimu sejak lama.
Sengaja kusimpan sendiri, karna aku tau kamu akan berubah jika mengetahui kenyataannya.
Sampai pada malam ini, semuanya harus dibongkar.
Kamu yang meminta, dan aku merasa kamu berhak tau..

Banyak hal yang berubah waktu kamu hilang.
Dan aku termasuk anak yang cepat belajar.
Aku melakukan banyak sekali penantian dalam hidupku.
Dari menantikan jemputan pulang sekolah, menantikan kehadiran guru dikelas, menantikan pengumuman kelulusan dan penerimaan mahasiswa baru, sampai juga penantianku atas kabarmu.
Semua penantian itu punya ujung, punya tujuan akhir.
Kecuali menantikan kabarmu, tidak pernah ada yang pasti.

Kau tau ?
Aku mengamati banyak sekali perubahan dihidupku.
Kadang aku sulit menerima perubahan itu, tapi segera setelah itu aku belajar mengikhlaskan.
Seperti halnya membiarkan kamu pergi,
Benar saja, kamu memang tidak pernah terikat.
Kamu bebas..
Kamu boleh pergi, aku tidak akan menahanmu lebih lama lagi.
Life must go on..

Jika semesta mengijinkan, mungkin suatu hari kita akan bertemu lagi.
Mungkin dengan keadaan yang berbeda.
Ya, aku tidak mungkin sama kacaunya dengan hari ini jika bertemu denganmu tahun depan, tahun depannya lagi, atau beberapa tahun kedepannya lagi.

Selamat malam, sampai berjumpa lain waktu.
Semoga segalanya membaik ya ? Semoga saja..

Sambat !!

Rule number one :
Jangan tanya apapun kalo aku lagi diem, muka bete dan mata berkaca-kaca.

Itu yang nomer satu.
Nanya sebab musabab muka beteku nggak akan bikin aku lebih baik.
Malahan bikin aku nangis.

Rule number two :
Kalo aku lagi bete jangan dibentak, aku bisa lebih galak dari orang yang ngebentak aku.

Percaya deh..
Aku anaknya kalem kalo baru kenal.
Seru kalo udah akrab.
Cerewet kalo udah sayang.
Dan galak kalo udah bete..
Udah gitu aja.

Rule number three :
Aku anaknya suka ngalah, tapi bukan berarti bisa seenaknya loh !

Ini kelemahanku sih.
Lebih sering jadi korban diskriminasi.
Selalu ngalah dan nggak tega bahkan sama orang yang terlalu sering ngecewain.
Aku selalu berada diposisi mengikuti, mengiyakan dan menuruti.
Sampai kadang mereka lupa kalo aku juga butuh didengar, dilihat dan dimengerti.

Dan sore ini, tiga aturan itu dilanggar.
Aku udah ngalah, mengabaikan inginku.
Sesuatu yang harusnya boleh kupilih sendiri, tapi aku dituntut untuk menurut.
Dan setelah aku ikut, aku sendiri yang hancur. Masalah datang dan nggak ada yang bisa disalahkan untuk ini.
Aku korban.
Padahal aku bisa saja benar jika kuikuti pilihanku.
Tapi aku.. ahsudahlah..
Nggak habis sampai disitu, masih bete, kecewa dan dongkol.. tapi dipaksa cerita.
Segala ngeyel nyalahin aku pula..
Aku nggak mau cerita, masih juga dipaksa.
Aku nangis, nggak ada yang peduli.
Kelar nangis, bete belum ilang malah dibentak.

Kalo udah gini, aku nggak tau lagi caranya bersabar..
Apalagi kalo yang nanya dan yang bentak aku itu adalah orang yang juga bikin aku ngalah menuruti tapi berujung dengan munculnya serangkaian masalah.

Sambat yo wis ben..
Ben wae nek aku sambat utowo ngomel..
Menungso ki raono sing apik sakkabeh e..
Raono sing kuat sakkabeh e..
Mung kuat ngempet mangkel ki yo durung mesti kuat ngempet ngomel !

Jika saja kamu membaca..

Jika saja kamu membaca.
Aku hanya sekedar ingin menyapa.
Kita masih teman, walaupun sangat jarang bertegur sapa.
Kita masih teman, bahkan boleh dibilang sahabat.
Meskipun kini berjarak.

Jika saja kamu membaca.
Kuakui aku egois, terlalu sibuk dengan duniaku sendiri.
Tapi bukan berarti aku tidak ingin menghadirkan kamu dalam setiap hariku..
Hanya saja, biaya sms telkomsel mahal..
Itu pembelaan dariku.
Agak egois ya ?

Jika saja kamu membaca.
Bukan aku saja yang sibuk, tapi kita.
Ingat ? dulu pernah kusalahkan jarak dan waktu yang memisahkan aku dengan kamu.
Tapi aku sadar, kita yang tidak dengan sengaja menyempatkan waktu untuk bertemu.
Kita yang menciptakan jarak.
Atau salahkan aku, karna tidak bisa naik motor sehingga jarang mengunjungimu.

Jika saja kamu membaca.
Aku ingin kamu tau, aku senang kamu punya sahabat yang lebih baik dari aku.
Aku senang saat mereka punya waktu untuk selalu denganmu, menceriakan harimu.
Tapi aku lebih senang saat kamu tidak lupa mengingat namaku diantara deretan daftar kategori teman baikmu.
Karna akupun masih menyimpan namamu diantara nama-nama mereka yang tersayang.

Jika saja kamu membaca.
Aku hanya sedikit berharap.
Tak apa jika tidak dibaca..
Karna aku tau kamu cukup cuek dan tidak bisa selalu online.
Tapi aku tetap berharap suatu hari, ntah kapan, kamu akan membaca ini.
Dan semoga kamu mau memaklumi alasanku tidak menyapamu via sms.
Semoga saja..

Dan satu lagi..
Beberapa bulan ke depan masing-masing dari kita akan sibuk sendiri yaa..
Jadi jaga dirimu saat aku tak ada kabar.

Dan jika saja kamu membaca..
Aku ingin bilang, sampai jumpa di hari sukses kita..
Pokoknya aku mau dengar kabar bahagia darimu.
Harus diterima PTN favoritmu yaa..
Pokoknya harus !

Untukmu teman baikku,
Miftah..

Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe

Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...