Aku belum juga selesai dengan ini.
Aku mengenal rasa takutku beserta penyebabnya
Aku mengetahui setiap masalah yang kuciptakan beserta solusinya
Dan aku tau, api kelak akan padam.
Api manapun yang bisa kau lihat dari tempatku.
Api yang buatku nyala dan menghanguskan yang baik.
Sudah padam perlahan dalam satu minggu.
Kemudian aku mulai menata sisa diriku
Mengumpulkan semua gambar dan suara.
Memperbaiki jalinan rasa dengan logika
Kacau,
Sebab perasaan sedih yang memburuku memaksa untuk dituruti
Sedang logikaku menahan langkahku jadi lebih jauh lagi.
Bahkan ketika abunya tertiup angin memburamkan mata, aku masih bisa melihat noda yang aku buat, tak terbakar.
Kau kini tau, tak semuanya hangus pada hari itu.
Tapi kubiarkan yang hendak pergi biar pergi, yang tengah sekarat biarlah mati.
Aku tak penasaran apa yang akan kau pikirkan?
Kau paling tau betapa kerasnya kepalaku mengalahkan batu.
Aku berlindung pada egoku dari rasa bersalah, dari perasaan menyesal dan dari rindu yang mencandu. Aku tak mau dihakimi soal perasaanku. Sebab ketika api sudah padam, serpihannya terbang maksa masuk di penglihatan. Mata siapa yang tak nangis kalau kelilipan?
Langganan:
Komentar (Atom)
Cerita Tentang Teh Hangat dan Susu Jahe
Segelas teh hangat dan susu jahe. Anggap saja dua jenis minuman itu adalah kita, yang terhidang di meja semesta malam itu. Sedari dingin m...
-
Dimotori dengan pengalaman pencarian jodoh yang cukup lama, aku akan menulis nasehat ini untuk adik-adikku yang akan menikah.Terlalu muda un...
-
Ada yang lebih sakit dari sekadar perih Ada yang lebih cacat dari sekadar parut Ada yang lebih ingin mati saja daripada menderita Kita meras...